Rapor Pemain Timnas Indonesia U-22 Setelah Lolos ke Final Piala AFF U-22 2019

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 25 Feb 2019, 11:15 WIB
Foto-foto duel Timnas Indonesia U-22 kontra Vietnam pada semifinal Piala AFF U-22 2019, Minggu (24/2/2019) di National Olympic Stadium, Phnom Penh. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesdia U-22 berhasil melaju ke final Piala AFF U-22 2019. Capaian ini mereka raih setelah berhasil membungkam Vietnam dengan skor 1-0 dalam laga semifinal, Minggu di The National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja.

Gol kemenangan Indonesia dicetak oleh M. Luthfi Kamal Baharsyah pada menit ke-69. Gelandang tim Garuda Muda ini berhasil menyarangkan bola ke gawang Vietnam melalui eksekusi tendangan bebas.  

Advertisement

Dalam pertandingan ini, meski kalah dalam penguasaan bola, 49:51, Timnas Indonesia U-22 tampil lebih efektif. Serangan-serangan yang dilancarkan anak buah Indra Sjafri lebih sering memberikan ancaman ketimbang Vietnam yang terus menekan pertahanan Tim Merah Putih di laga ini.

Di mata Pengamat asal Jawa Timur, Mursyid Effendi, yang menyaksikan laga ini lewat layar kaca, kemenangan ini tak lepas dari penampilan apik semua pemain Timnas Indonesia U-22 di sepanjang laga, baik secara individu maupun tim.

Berdasarkan pengamatannya pula, Mursyid memiliki penilaian terhadap setiap individu pemain. Rapor individu para pemain ini adalah subyektivitas Mursyid, sehingga bisa saja berbeda dengan pembaca.

Lantas seperti penilaian Mursyid terhadap setiap pemain Timnas Indonesdia U-22? Berikut rapor masing-masing pemain versi legenda Persebaya dan mantan pemain Timnas ini.

2 dari 6 halaman

Lini Belakang

Kiper Timnas Indonesia U-22, Awan Setho, merayakan kemenangan bersama Bagas Adi pada laga Piala AFF U-22 2019 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (24/2/2019). Indonesia menang 1-0 atas Vietnam. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Kiper:

Awan Setho

Pembawaan Awan Setho yang tenang, serta ketangguhan Kiper Bhayangkara FC ini memberikan rasa aman ketimbang Satria Tama. Entah karena Satria yang kerap melakukan blunder, atau kebobolan lewat cara-cara yang relatif mudah, tapi saya amati cara Awan berkomunikasi dan berkomunikasi dengan pemain belakang Timnas Indonesia U-22 menjadikan pertahanan tim Garuda Muda lebih solid. 

Nilai: 8

 

 

3 dari 6 halaman

Belakang

Pemain Timnas Indonesia U-22, Witan Sulaeman, merayakan kemenangan bersama Asnawi Mangkualam pada laga Piala AFF U-22 2019 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (24/2/2019). Indonesia menang 1-0 atas Vietnam. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Belakang:

Firza Andika

Firza tampil disiplin di pertandingan ini. Dia sulit dilewati para pemain Vietnam karena tak pernah meninggalkan posnya. Pemain ini selalu mampu menutup ruang pemain Vietnam di sisi kiri pertahanan Indonesia, sehingga umpan-umpan silang Vietnam dari sektor ini sangat minim.Firza membuat pemain sayap Vietnam frustrasi karena kemana pun dia pergi, Firza selalu ada. Nyaris tidak ada celah di lini yang ia jaga.

Nilai: 7,5

 

Bagas Adi

Stoper Timnas yang satu ini merupakan pemain masa depan berprospek cerah. Sejak laga kontra Kamboja, Bagas Adi hampir tak pernah melakukan kesalahan. Komunikasinya dengan Nurhidayat Haji Haris yang baik membuat lini belakang Timnas Indonesia U-22 bak karang yang kukuh.

Tidak mudah bagi para pemain Vietnam untuk membongkar pertahanan yang dia galang. Bagas Adi pantas menjadi kapten Timnas Indonesia U-22.

Nilai: 7,5

 

Nurhidayat Haji Haris

Stoper PSM Makassar ini sangat fokus. Konsentrasinya tak pernah mengendur sedikit pun sejak awal laga hingga pertandingan bubar. Hal ini membuat Nurhidayat berhasil mematikan dan meredam gempuran Vietnam yang datang bertubi-tubi.

Intersepnya yang bagus membuat pemain yang satu ini sulit ditembus para pemain Vietnam. Nurhidayat tak hanya tangguh dalam bola-bola bawah maupun bola-bola atas. Tipikalnya yang petarung membuat pemain ini membuat para striker lawan kesulitan memenangi duel satu lawan satu dengan Nurhidayat.

Nilai: 7,5

 

Asnawi Mangkualam

Asnawi adalah bek sayap modern. Dia punya kecepatan, dan kemampuan individu yang sangat baik. Namun khusus di pertandingan lawan Vietnam kali ini, Asnawi sama baiknya dengan Firza. Dia selalu berhasil mematahkan serangan Vietnam dari sisi kanan pertahanan Indonesia.

Kerja sama Asnawi dengan Gian Zola dalam menutup pergerakan pemain Vietnam menjadi salah satu kunci keberhasilan Timnas Indonesia U-22 tak mampu mencetak gol. Sebab, sukses Asnawi mematikan dan memutus serangan Vietnam dari sisinya membuat lawan miskin peluang.

Nilai: 7,5  

4 dari 6 halaman

Lini Tengah

Gelandang Timnas Indonesia U-22, M Luthfi Kamal, menendang bola saat melawan Vietnam pada laga Piala AFF U-22 2019 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (24/2/2019). Indonesia menang 1-0 atas Vietnam. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Gian Zola

Ada progress dari penampilan Gian Zola. Pemain Persib yang sempat dipinjamkan ke Persela ini mampu bekerjasama dengan baik dengan Luthfi Kamal. Namun, karena Indonesia butuh pemain yang memiliki kemampuan bertahan lebih baik guna mempertahankan keunggulan, maka Indra Sjafri memasukkan Hanif Sjahbandi.

Nilai: 7

 

Luthfi Kamal Baharsyah

Pemain jangkar Timnas ini menunjukkan kematangannya. Sebagai jembatan antara pemain belakang dengan depan, serta pemutus serangan lawan, Luthfi menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Dia rajin membantu pertahanan, dan mampu mendistribusikan bola dengan baik.

Melalui kelebihannya dalam mengeksekusi bola-bola mati pula, Luthfi berhasil memecah kebuntuan Timnas sepanjang babak pertama. Berkat gol itu pula, Tim Merah Putih berhasil melaju ke final Piala AFF U-22 2019.

Nilai: 8

 

Sani Rizki

Sani mampu memerankan bermain cukup baik di pertandingan ini, terutama di sepanjang babak pertama. Namun, karena kurang maksimal di babak kedua, wajar jika posisinya digantikan oleh Rafi Syaharil.

Nilai: 7

5 dari 6 halaman

Lini Depan

Gelandang Timnas Indonesia U-22, Witan Sulaeman, meminta rekannya untuk tak larut dalam euforia kemenangan atas Vietnam. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Osvaldo Haay

Sebagai penyerang sayap, pemain ini cukup berhasil. Berbekal kecepatan serta kemampuan individu di atas rata-rata, pemain Persebaya ini kerap berhasil membongkar pertahanan Vietnam yang sangat rapat. Meski belum mencetak gol, pemain muda terbaik Liga 1 2018 ini setidaknya membuat bek sayap kanan Vietnam tak berani meninggalkan posnya.

Nilai: 7,5

 

Marinus Wanewar

Pemain ini sangat kuat pegang bola. Meski tak mencetak gol, Wanewar selalu menebar teror bagi barisan belakang lawan. Salah satu peluang terbaiknya ketika dia berhasil menyundul bola hasil umpan silang dari sisi kiri pertahanan Vietnam yang nyaris berbuah gol. Sayang, sundulannya masih mampu dihalau kiper Vietnam.     

Wanewar sendiri bermain sangat bagus di pertandingan ini, terutama dalam 10 menit terakhir. Kemampuan serta kekuatannya melindungi bola, membuat Vietnam kehabisan waktu untuk mencari peluang mencetak gol ke gawang Indonesia U-22.

Nilai: 7,5

 

Witan Sulaiman

Pemain muda yang satu ini luar biasa. Witan bekerja keras di pertandingan ini. Dia tidak pernah menyerah mencari peluang untuk menciptakan situasi berbahaya bagi pertahanan lawan, maupun membuka ruang bagi pemain lain melalui pergerakannya yang liar.

Nilai: 7

6 dari 6 halaman

Pemain Cadangan

Pemain Timnas Indonesia U-22, Hanif Sjahbandi, mengontrol bola saat latihan di Stadion National Olympic, Phnom Penh, Sabtu (23/2). Latihan ini persiapan jelang laga semifinal Piala AFF U-22 melawan Vietnam. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Muhammad Rafi Syaharil

Rafi masuk menggantikan Sani Rizki di menit ke-61. Rafi diplot menggantikan Sani untuk menambah daya gempur Timnas Indonesia U-22. Kepercayaan itu tak dia lewatkan. Rafi bermain baik di pertandingan ini. Dengan tenaga barunya, dia rajin bergerak dan menusuk dari sisi kiri pertahanan lawan.

Nilai: 7

 

Hanif Sjahbandi

Hanif masuk di menit ke-78 untuk mempertahankan keunggulan 1-0 yang sudah dikantongi Timnas. Dengan keberadaan Hanif, pertahanan Timnas jauh lebih baik. Vietnam semakin sulit membongkar pertahanan Timnas Indonesia U-22.

Nilai: 7

 

Rachmat Irianto

Keberadaan Rachmat Irianto kala waktu normal menyisakan dua menit dan lima menit waktu tambahan, pertahanan Timnas Indonesia semakin kuat. Vietnam seperti menabrak tembok tebal.

Namun, karena singkatnya waktu, kontribusi Rachmat relatif sedikit meski tetap memengaruhi kekuatan Timnas U-22 dalam menahan gempuran Vietnam di bawah 10 menit waktu tersisa.

Nilai: 6,5

Berita Terkait