Kompetisi Esports HSL Sanggup Bentuk Karakter dan Mental

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 27 Feb 2019, 23:20 WIB
Diana Tjong, Direktur Turnamen JD.ID HSL musim pertama 2019, Henry Yacob, Head of Gaming and Computer Accessories JD.ID, dan perwakilan tim esports SMA Marsudirini Bekasi. (Doc: HSL)

Bola.com, Jakarta - Ajang kompetisi esports tingkat SMA, High School League (HSL), memiliki kontribusi positif. Aturan ketat dan komunikasi yang baik membuat ajang sekelas HSL sanggup membentuk karakter dan mental sang atlet yang berstatus pelajar.

Hubertus Nugroho Sudjatmiko, Kepala Sekolah SMA Marsudirini Bekasi, mengungkapkan, pihaknya sempat meremehkan ajang HSL. Maklum, kategori olah raga untuk gim masih terasa asing.

Advertisement

Akhirnya, setelah melakukan pertemuan sepuluh kali, Hubertus 'sadar' dengan potensi esports di pentas HSL. "Akhirnya kami sepakat dengan harapan anak-anak yang ikut punya pembelajaran khusus ketika ikut kompetisi tersebut. Dan ternyata itu berhasil," sebutnya.

Hubertus menjelaskan, mereka yang masuk ke tim esports harus belajar tentang kedisiplinan. Semua itu berlatar, mereka sudah paham di esports latihan harus dijadwalkan dan ada batas waktunya.

Selain itu, Luck dkk jadi mengenal makna istirahat dan punya komitmen memertahankan nilai akademis sesuai tanggung jawab sebagai siswa. Satu yang pasti, tim esports SMA Marsudirini mampu memberi kontribusi dan berdedikasi melalui perjuangan yang inspiratif.

“Nilai-nilai pembentukan karakter dan mental anak inilah yang menjadikan SMA Marsudirini Bekasi akan terus berpartisipasi di JD.ID High School League 2019," tegas Hubertus.

Ia berharap, SMA Marsudirini bisa semakin berkibar pada ajang JD.ID HSL 2019. Pada perhelatan tahun lalu, Luck dkk berada di peringkat 3. Dua posisi teratas diraih SMA Negeri 7 Bandung dan SMA Negeri 23 Bandung.