Bola.com, Jakarta - Teuku Muhammad Ichsan atau karib dipersingkat menjadi T.M. Ichsan menjadi satu dari tujuh wajah baru dalam pemusatan latihan (training centre) Timnas Indonesia U-23 yang dimulai pada Senin (4/3/2019). Gelandang Bhayangkara FC itu sedang dalam pemantauan pelatih Indra Sjafri untuk dibawa ke Kualifikasi Piala AFC U-23 2020 di Vietnam pada 22-26 Maret 2019.
Keikutsertaan Ichsan ke TC Timnas Indonesia U-23 tergolong mengejutkan. Pasalnya, selain Ichsan, Indra Sjafri punya stok gelandang bertahan yang menumpuk. Sebut saja Muhammad Luthfi Kamal (Mitra Kukar), Hanif Sjahbandi (Arema FC), dan Rafi Syaharil (Barito Putera). Meski begitu, kehadiran Icshan dapat menambah variasi di lini tengah.
Baca Juga
Panggilan ke timnas bukan pengalaman pertama untuk Ichsan. Pada 2015 lalu, pemain berusia 21 ini pernah berseragam Timnas Indonesia U-19 arahan Fakhri Husaini.
Dua musim terakhir, Icshan memperkuat Bhayangkara FC. Begitu pula pada musim ketiganya di tahun ini. Pada 2017, pemain kelahiran Aceh ini mampu mempersembahkan gelar juara Liga 1 untuk tim milik kepolisian tersebut.
Kendati demikian, penampilan Icshan menurun pada musim berikutnya. Setelah berhasil mecatatkan 16 pertandingan pada 2017, pemain kelahiran Bireun, 25 November 1997 ini hanya mengemas empat pertandingan setahun berikutnya. Faktor cedera membuat kesempatannya untuk merumput menjadi jarang.
Bola.com berkesempatan untuk mewawancarai Icshan secara eksklusif pada Selasa (5/3/2019). Icshan banyak bercerita mengenai kesannya dipanggil Timnas Indonesia U-23 hingga pemain idolanya.
Puncak Kebahagiaan
Seberapa besar kebahagiaan Ichsan setelah dipanggil Timnas Indonesia U-23? Apakah ini kesempatan pertama berseragam timnas?
Saya sudah pernah dipanggil Timnas Indonesia U-19 sebelumnya ketika dilatih Fakhri Husaini pada 2015 lalu. Kalau masalah kebahagiaan, ini seperti puncak kebahagiaan pastinya.
Stok gelandang Timnas Indonesia U-23 menumpuk. Kamu merasa minder untuk bersaing?
Kalau masalah persaingan dengan teman-teman yang lain sih tidak ya. Semua punya kualitas masing-masing tinggal tergantung kebutuhan pelatih.
Siapa gelandang Timnas Indonesia yang menjadi panutan?
Saya berteman baik dengan Zulfiandi yang juga berasal dari Aceh. Dia menjadi panutan, meskipun saya berteman dalam keseharian karena sepantaran.
Punya idola pemain Timnas Indonesia tempo dulu?
Firman Utina. Tahun 2017 saya banyak mendapat ilmu dari Bang Firman. Kami pernah bermain satu tim waktu ia juga membela Bhayangkara FC. Pengalaman luar biasa bermain dengan pemain idola.
Kamu bermain di dua posisi di sektor gelandang, bagaimana ceritanya itu bisa terjadi?
Sejatinya sejak level junior sebenarnya posisi saya adalah gelandang serang. Semenjak membela Bhayangkara FC, Coach Simon (Simon McMenemy), posisi saya diubah menjadi gelandang bertahan. Sebagai pemain saya menikmati perubahan posisi itu. Diminta bermain di posisi apa saja saya siap.
Kamu tercatat sebagai anggota kepolisian, bisa ceritakan detailnya?
Ya, benar saya aktif berdinas sebagai polisi. Saya polisi dari Polda Aceh, sesuai KTP saya. Pangkat saya Bripda. Saya ikut pelatihan untuk menjadi polisi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Mojokerto sekitar tahun 2018 bareng rekan setim bersama Dendy Sulistyawan.
Pernah merasakan tangan dingin Simon Mcmenemy, apa perbedaan dengan Indra Sjafri?
Waduh, kalau pertanyaan ini dilontarkan saat ini saya belum tahu perbedaannya, karena baru hitungan hari berlatih bersama Timnas Indonesia U-23, saya justru melihat banyak kesamaan dari keduanya. Persamaan keduanya adalah sama-sama disiplin. Juga sama-sama pintar membuat pemain muda cepat berkembang.
Apa ambisi Kamu di Timnas Indonesia U-23?
Pastinya saya berharap menembus skuat utama Timnas Indonesia U-23 yang akan berlaga di Kualifikasi Piala AFC U-23. Insya Allah semoga keinginan saya bisa terwujud. Hal yang lain biar berproses.
Data Diri T.M. Icshan
Nama Lengkap: Teuku Muhammad Ichsan
Lahir: Bireun, Aceh, 25 November 1997
Klub: Bhayangkara FC
Posisi: Gelandang
Nomor Punggung: 19