Bola.com, Bekasi - Semen Padang gagal tampil di 8 besar Piala Presiden 2019 setelah menelan dua kekalahan beruntun di penyisihan Grup B. Pada laga kedua melawan Bali United di Stadion Patriot Candrabhabaga, Bekasi, tim Kabau Sirah kalah 1-2 (11/3/2019).
Meski masih menyisakan satu pertandingan lagi menghadapi Mitra Kukar (14/3/2019), duel tersebut tak lebih sebagai partai “penasaran” sebab kedua tim sama-sama tidak lolos ke fase berikutnya.
Hanya, kekalahan atas Bali United menyisakan luka yang tak biasa bagi pemain dan tim pelatih. Seusai wasit menutup laga, bukannya dukungan yang diperoleh pemain dan tim pelatih. Teriakan ganti pelatih dan kata-kata kasar terdengar dari segelintir suporter kabau sirah di Stadion Patriot Candrabhaga.
Beberapa pemain yang tidak menerima perlakukan itu melakukan perlawanan, melalui adu mulut dengan suporter. Agung Prasetyo, dalam sebuah rekaman video amatir, terlihat bersitegang dengan pemain dari sisi lapangan.
Melihat situasi yang terjadi, manajer Semen Padang, Ibrahim Iskandar, dan ofisial tim langsung menenangkan beberapa pemain dan membawa mereka ke ruang ganti.
Tak sampai di situ, seusai sesi konferensi pers, beberapa suporter kembali meneriaki tim pelatih sehingga kembali terjadi ketegangan sebelum tim bertolak kembali ke hotel.
Mengenai ungkapan yang dilontarkan Agung Prasetyo, manajer Semen Padang, Ibrahim Iskandar, menilai hal itu tak harus dilakukan. Meski, ia menyadari situasi yang membuat kondisi seperti itu bisa terjadi.
Pelatih Tak Tersinggung
Menurutnya, di saat kelelahan ditambah dengan situasi sulit yang ditumbulkan suporter, membuat siapa saja bisa melakukan tindakan apa saja.
"Siapa yang ingin kalah? Seluruh pemain, tim pelatih, dan manajemen hanya memiliki satu tujuan dalam sebuah pertandingan, kemenangan," ungkap Ibrahim Iskandar.
Ibrahim mengakui, perlakuan suporter sebenarnya bermaksud baik, agar tim melakukan instropeksi menyeluruh jelang tampil Liga 1 2019.
"Kejadian kemarin tentunya bagian dari instropeksi kami. Dari pemain juga, dari suporter juga. Kami sama-sama mencintai tim ini, tak ada yang ingin kalah tentunya," kata manajer yang juga dokter muda itu.
Terpisah, pelatih Semen Padang, Syafrianto Rusli, mengaku tidak tersinggung dengan teriakan-teriakan kasar dari suporter. Ia menilai hal itu wajar dan bagian dari kecintaan terhadap tim.
"Bagi saya itu biasa saja. Mungkin tak puas dengan hasil. Saya justru mengapesiasi mereka, ini bukti kecintaan suporter kepada tim Semen Padang. Pemain sudah berjuang di lapangan, mereka pun juga berjuang memberikan semangat kepada kami," ucap Syafrianto.