Bola.com, Christchurch - Timnas Kriket Bangladesh hampir menjadi korban dari penembakan brutal yang terjadi di Mesjid Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). Beruntung, nyawa mereka masih terselamatkan karena bus yang membawa para pemain belum tiba ketika aksi penembakan berlangsung.
Para pemain dan ofisial Timnas Kriket Bangladesh saat ini tak henti-hentinya mengucap syukur. Mereka bisa saja menjadi korban penembakan brutal andai tiba di lokasi kejadian empat menit lebih awal.
Baca Juga
Mereka sejatinya akan menunaikan Salat Jumat di Mesjid Al Noor yang menjadi salah satu lokasi teror. Ketika kejadian keji itu berlangsung, bus yang mereka tumpangi berada 50 meter dari lokasi.
Manajer tim, Khaled Mashud, bercerita dia dan para pemain menjadi saksi mata ketika peristiwa keji itu terjadi. Bahkan, mereka masih menyaksikan bagaimana para korban yang berlumuran darah keluar dari mesjid untuk mencari pertolongan.
"Kami sangat dekat dengan lokasi kejadian, kami bisa melihat mesjid. Kami berjarak maksimum 50 meter dari mesjid. Kami sangat beruntung," kata Mashud seperti dikutip ESPN.
"Kejadian itu seperti tampak yang biasa kita saksikan di film. Dari dalam bus, kami melihat orang-orang berlumuran darah keluar dari mesjid," ucap Mashud.
Ketika kejadian masih berlangsung, seluruh pemain dan ofisial memilih untuk merunduk. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi tembakan membabi buta yang dilakukan pelaku.
"Kami berada dalam bus sekitar delapan sampai 10 menit. Kami merunduk jika ada tembakan. Kami sadar teroris bisa saja keluar dan menyerang kami, kemudian kami memutuskan untuk meninggalkan bus," cerita Mashud.
Kehadiran Timnas Kriket Bangladesh di Christchruch dalam rangka pertandingan melawan Timnas Selandia Baru pada Sabtu (16/3/2019). Adanya aksi penembakan brutal ini membuat pertandingan dibatalkan.
Sampai berita ini diturunkan, Sabtu dini hari (16/3/2019) otoritas setempat menyebutkan sebanyak 49 orang menjadi korban penembakan brutal di Christchruch, Selandia Baru. Pihak keamanan juga sudah menangkap dan memerikan 4 terduga pelaku yang terdiri dari tiga pria dan seorang wanita.