Ducati Menanti Hukuman Jelang MotoGP Argentina

oleh Defri Saefullah diperbarui 22 Mar 2019, 16:50 WIB
Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso berselebrasi usai berhasil memenangkan seri pembuka MotoGP di Sirkuit Internasional Losail di Doha, Qatar (10/3). Ini kemenangan kedua beruntun Dovizioso di MotoGP Qatar. (AFP Photo/Karim Jaafar)

Jakarta - Mission Winnow Ducati sedang menanti vonis dari pengadilan banding FIM hari ini, Jumat (22/3/2019). Ducati ingin tahu apakah penggunaan winglet atau sayap di swingarm pada MotoGP Qatar lalu sudah melanggar regulasi.

Seperti diketahui, empat tim yaitu Aprilia, Honda, Suzuki dan KTM sudah memprotes kemenangan Ducati di MotoGP Qatar lalu. Kemenangan ini dinilai disebabkan oleh penggunaan sayap di swingarm. 

Advertisement

Beberapa ahli seperti teknisi F1 pun mensinyalir penggunaan sayap itu memang menambah daya gravitasi. Ini tentu menguntungkan aerodinamika motor Ducati Desmosedici GP19 saat bertarung.

Ada kemungkinan hasil banding tidak diumumkan langsung pada Jumat (22/3), meskipun keputusan akhir bakal diketahui sebelum gelaran MotoGP Argentina pekan depan.

Kemenangan Dovizioso di MotoGP Qatar lalu disebutkan tak akan diganggu gugat, meski Ducati dinyatakan bersalah. Namun itupun bakal merusak citra Direktur Teknis MotoGP, Danny Aldridge yang mengizinkan ducati pakai winglet.

Kemungkinan ada pula proposal dari FIM untuk mengubah regulasi teknis MotoGP tentang aerodinamika, serta dapat diterapkan awal musim ini. Dengan catatan disetujui oleh Komisi Grand Prix.

 

2 dari 3 halaman

Hubungan Memburuk

Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso berselebrasi usai berhasil memenangkan seri pembuka MotoGP di Sirkuit Internasional Losail di Doha, Qatar (10/3). Dovizioso berhasil mengalahkan Marc Marquez dengan selisih waktu 0,023 detik. (AP Photo/Hanson Joseph)

Konfrontasi Ducati dan empat pabrikan dapat pula menandai titik balik hubungan antara para pabrikan yang tergabung dalam MSMA, yakni Asosiasi Pabrikan Motor Sports yang pada 2018 menunjuk CEO Ducati, Claudio Domenicali, sebagai presidennya.

Skuat Borgo Panigale menilai, bahwa protes dan banding berarti perubahan paradigma mengenai penyelesaian masalah teknis, yang hingga kini selalu diperdebatkan secara tertutup di dalam MSMA.

“Kami agak bingung.Sebelum balapan di Qatar, berbagai perselisihan, dan yang begitu banyak, selalu diselesaikan baik dalam MSMA (Asosiasi Pabrikan Motor Sports) atau melibatkan Direktur Teknis," kata Dall'agna seperti dikutip MotoGP.com.

“Ini pertama kalinya ada tim yang memutuskan untuk mengajukan protes terhadap tim lain berdasarkan keraguan teknis. Ini menandai perbedaan yang jelas dari masa lalu, perbedaan negatif.”

3 dari 3 halaman

Tak Diganggu Gugat

Sementara itu, CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola ingin agar kemenangan Andrea Dovizioso di MotoGP Qatar tak perlu diganggu gugat. Meski memprotes Ducati, Rivola menilai hasil balapan tak perlu dikoreksi.

"Tidak boleh ada [perubahan pada] hasil retroaktif, kemenangan di Qatar tetap milik Dovizioso dan mulai MotoGP Argentina, Ducati harus balapan tanpa perangkat (aerodinamika) di motor mereka," ujar Rivola kepada Motosprint.