Bola.com, Mandalay - Timnas Indonesia berhasil mengawali kiprah pada 2019 dengan meraih kemenangan 2-0 saat menghadapi Myanmar dalam laga uji coba internasional yang digelar di Stadion Mandalathiri, Mandalay, Senin (25/3/2019).
Kemenangan ini menjadi awal yang baik bagi era baru Timnas Indonesia yang kini ditangani oleh Simon McMenemy. Menggunakan formasi 3-4-3 dalam pertandingan resmi pertamanya setelah menangani Tim Garuda, pelatih asal Skotlandia itu menikmati keberhasilan timnya.
Baca Juga
Timnas Indonesia membuka keunggulan lewat gol yang dicetak oleh Greg Nwokolo pada menit ke-41. Berawal dari umpan terobosan Riko Simanjuntak kepada Stefano Lilipaly, bola kemudian dikembalikan ke belakang oleh Stefano menggunakan tumitnya yang diterima oleh Greg.
Dengan sedikit kecohan di depan kiper Myanmar, Greg menceploskan bola ke dalam gawang.
Myanmar hampir saja menyamakan kedudukan pada akhir babak pertama setelah mendapatkan hadiah penalti usai pelanggaran yang dilakukan Manahati Lestusen. Namun, Andritany Ardhiyasa dengan cemerlang mampu menebak arah bola dan menghalaunya dengan baik.
Keunggulan Tim Garuda baru bisa digandakan pada menit ke-85 lewat eksekusi penalti Ilija Spasojevic. Timnas Indonesia mendapatkan penalti setelah Novri Setiawan dilanggar di kotak penalti.
Kemenangan atas Myanmar menjadi awal yang sangat baik bagi tim asuhan Simon McMenemy untuk mengarungi 2019, di mana sejumlah laga uji coba internasional yang berpengaruh kepada peringkat FIFA dan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 dan kualifikasi Piala Asia 2023 akan dijalani oleh Tim Garuda sepanjang 2019.
Seperti halnya sebuah laga pertama, pertandingan kontra Myanmar ini pun memperlihatkan plus dan minus Timnas Indonesia di bawah asuhan Simon McMenemy. Bola.com pun mencoba mengulas kelebihan dan kekurangan Tim Garuda dari pertandingan pertama mereka.
Formasi Baru yang Sukses, Permainan Menyerang, dan Pertahanan yang Rapat
Bicara soal kelebihan yang diperlihatkan oleh Timnas Indonesia asuhan Simon McMenemy, kemenangan 2-0 bukan satu-satunya hal positif yang dimiliki oleh Tim Garuda. Secara permainan, tim yang menggabungkan pemain-pemain senior dan muda yang terpadu baik di dalam lapangan, memperlihatkan permainan yang bagus.
Bahkan yang menarik adalah para pemain mampu beradaptasi dengan baik jika melihat formasi yang digunakan oleh Simon McMenemy. Pelatih asal Skotlandia itu sejak awal sudah menegaskan bakal menggunakan formasi 4-4-2 diamond dengan alternatif formasi 3-4-3, dan dalam pertandingan ini Simon McMenemy menerapkan formasi 3-4-3.
Hansamu Yama, Manahati Lestusen, dan Yanto Basna berada di lini pertahanan yang dibantu oleh Yustinus Pae dan Ruben Sanadi yang berada di masing-masing sisi sayap lini tengah. Evan Dimas dan Rizky Pellu menjadi gelandang yang berkonsentrasi di lini tengah.
Sementara itu, Greg Nwokolo, Stefano Lilipaly, dan Riko Simanjuntak, menjadi motor serangan yang sangat bagus bagi Tim Merah-Putih. Setelah beberapa kali mendapatkan peluang, Greg Nwokolo sukses mencetak gol pada menit ke-41 melalui kerja sama yang apik bersama Riko Simanjuntak dan Stefano Lilipaly.
Skema terjadinya gol pertama pun memperlihatkan betapa permainan menyerang yang diperlihatkan oleh Tim Garuda sangat baik dengan sejumlah variasi serangan.
Bahkan di babak kedua Novri Setiawan mampu memaksimalkan perannya sebagai sayap kiri dengan baik meski peluang-peluang yang didapatkan tak membuahkan hasil positif.
Di sisi lain, skema pertahanan dengan tiga pemain di satu garis lurus, Yanto Basna, Manahati Lestusen, dan Hansamu Yama, ternyata begitu rapat. Dengan bantuan Yustinus Pae dan Ruben Sanadi yang ikut turun membantu mengawal sisi sayap pertahanan tim, pertahanan Tim Garuda begitu rapat untuk ditembus lawan.
Penyelesaian Akhir Masih Jadi Kendala
Bicara mengenai kekurangan Timnas Indonesia di pertandingan pertama 2019, tentu tidak banyak yang bisa dibahas. Satu hal yang paling terlihat adalah begitu banyak peluang yang terbuang dalam pertandingan kontra Myanmar tersebut.
Serangan demi serangan sudah dibangun oleh Tim Garuda sejak menit awal pertandingan. Keberadaan Greg Nwokolo, Stefano Lilipaly, dan Riko Simanjuntak di lini depan yang didukung oleh umpan-umpan matang dari Rizky Pellu dan Evan Dimas dari lini tengah membuat tim tuan rumah harus bertahan mati-matian untuk lepas dari tekanan.
Sejumlah peluang emas pun didapatkan oleh Greg, Stefano, dan Riko di babak pertama. Namun, peluang-peluang tersebut harus terbuang sia-sia karena tembakan yang tidak akurat atau pun terlalu lemah hingga membuat kiper Myanmar dengan mudah menghalau.
Berusaha membuat perubahan di babak kedua dengan memasukkan Ilija Spasojevic, Novri Setiawan, dan juga Febri Hariyadi, permainan Tim Garuda memang sedikit berbeda.
Namun, tak satu pun peluang yang juga bisa dimaksimalkan yang dibuktikan gol tambahan tercipta melalui titik putih yang dicetak Spasojevic.
Baca Juga
Duel Pelatih Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Paul Munster Pengalaman, Carlos Pena Memesona
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan