Bola.com, Surabaya - Novan Setya Sasongko langsung menjadi pilihan utama dan menembus skuat inti Persebaya sejak bergabung awal musim ini. Sampai sekarang, dia tidak pernah absen dalam enam pertandingan Persebaya selama 2019.
Kepiawaian Novan sebagai bek kanan atau bek kiri membuatnya tak tergantikan. Dia selalu menjadi pemain belakang andalan arahan pelatih Djadjang Nurdjaman. Persebaya juga tercatat tidak pernah kalah dalam enam pertandingan tersebut.
Pemain berusia 29 tahun itu terhitung sebagai sosok yang berpengalaman di sepak nasional. Sebelum berseragam Bajul Ijo, dia hanya pernah membela empat klub, yakni Persibo Bojonegoro, Semen Padang, Sriwijaya FC, dan Bali United.
Sebagai putra asli Bojonegoro, dia mengawali karier bersama Persibo dan membela selama lima musim pada 2007-2012. Berkat Persibo pula dia mampu menembus Timnas Indonesia di Piala AFF 2012.
Setelah itu, Novan jarang mendapat kesempatan berseragam Merah-Putih lagi. Tetapi, dia mendapat berkah dengan melalangbuana bersama tiga klub kasta tertinggi Indonesia. Pengalamannya itulah yang membuatnya kian matang di Persebaya.
Novan muncul dalam latihan perdana Persebaya di Stadion Jenggolo, Sidoarjo, pada 10 Januari 2019. Sebelum latihan itu, Persebaya tidak dirumorkan merekrut Novan untuk mengisi slot bek kanan atau kiri yang kebetulan membutuhkan pemain.
Jauh sebelum resmi berseragam Bajul Ijo, Novan rupanya sudah mengidamkan Persebaya. Dia kemudian berbagi cerita tentang klub idamannya itu dan juga kekaguman terhadap suporter Persebaya, Bonek.
Belum lama ini, Bola.com melalakukan wawancara dengan pemain kelahiran 26 November 1989 tersebut.
Cita-cita Membela Persebaya
Bagaimana proses Anda gabung Persebaya?
Saat jeda transfer pertengahan musim (2018), saya sebenarnya juga sempat dihubungi. Saya saat itu sudah menyelesaikan transfer dari Sriwijaya. Sayang, saat itu saya sudah bergabung Bali United.
Awalnya saya dihubungi Pak Candra (Manajer Persebaya) dan diajak bergabung. Kontak itu saya terima setelah Liga 1 musim lalu berakhir Saya tidak menyangka mendapat tawaran itu. Tanpa pikir panjang, saya mau bergabung Persebaya.
Alhamdulillah, saya bisa bergabung musim ini. Waktu itu, tawaran dari klub lain sebenarnya juga ada. Tapi, saya sudah bertekad berseragam Persebaya setelah mendapat tawaran itu.
Anda sudah lama ingin bergabung Persebaya?
Dari kecil dulu saya sudah suka Persebaya. Saya memang punya cita-cita untuk membela Persebaya. Apalagi, dulu saat masih era Bejo Sugiantoro (asisten pelatih Persebaya). Kebetulan, coach Bejo itu idola saya.
Dulu posisi saya libero, sama seperti coach Bejo pada saat itu. Dulu kebanyakan tim Indonesia masih pakai libero dengan formasi 3-5-2. Tapi, seiring berjalannya waktu saya lebih nyaman bermain di bek sayap.
Alhamdulillah, sekarang keinginan saya sudah tercapai. Sebagai putra Bojonegoro, saya pasti mengidolakan Persibo. Tapi, Persebaya satu klub yang juga menjadi idaman saya. Kita tahu Persebaya dikenal sebagai klub besar Jawa Timur sejak dulu.
Anda sudah lama mengenal pelatih Djadjang Nurdjaman?
Saya cuma sekadar kenal saja sebenarnya. Maksudnya, kalau bertemu di pertandingan menyapa dan salaman. Sebagai sesama pelaku sepak bola biasanya seperti itu. Saya tidak kenal terlalu dekat dengan coach Djanur (sapaan akrab Djadjang Nurdjaman).
Setiap tahun pasti bertemu. Saya membela Semen Padang, Sriwijaya, atau Bali United, pernah melawan coach Djanur, sejak di Persib dan PSMS juga.
Debut Anda berlangsung mulus saat Persebaya menang 8-0 atas Persinga Ngawi. Sudah persiapan matang sebelum laga itu?
Saya sempat kepikiran kalau tiba-tiba main saya jelek bagaimana. Saya takut mendapat tekanan dari Bonek. Saya mencoba berpikir bagaimana caranya bisa berjalan lancar. Saya kemudian memberanikan diri dan percaya diri saya.
Ternyata begitu masuk Stadion GBT, saya justru merasa tidak ada beban. Kehadiran Bonek yang tadinya saya pikir itu tekanan, berubah menjadi pemantik semangat. Di lapangan, saya semakin termotivasi: saya tidak ingin bermain buruk di hadapan begitu banyak Bonek.
Keinginan Membela Timnas Indonesia
Bagaimana Anda melihat Bonek saat ini?
Bonek sekarang semakin bagus. Saya yakin citra negatif itu sekarang sudah berkurang. Saya baru tahu Bonek ternyata mendirikan panti asuhan. Buat saya itu salah satu usaha positif dan berkontribusi untuk masyarakat.
Kebanyakan Bonek juga sudah berubah dan semakin dewasa. Saya melihat mereka menampilkan koreografi dan menunjukkan kreativitas. Saya pikir Bonek bisa menjadi teladan juga.
Anda ingin pensiun di Persebaya?
Saya inginnya sebisa mungkin selama mungkin membela Persebaya. Maksudnya, selama Persebaya memutuhkan saya, saya ingin terus berada di sini. Saya masih punya semangat bermain sepak bola.
Ada keinginan kembali membela Timnas Indonesia?
Saya terakhir membela Timnas tahun 2013. Kami main di kualifikasi Piala Asia. Pelatih Timnas sempat berganti dari coach Nilmaizar dan Jacksen Tiago. Kami juga sempat pemusatan latihan di Spanyol.
Saat itu persiapan Piala AFF 2014, pelatihnya Alfred Riedl. Tapi, saya tidak masuk skuat akhir ke Piala AFF itu. Ke depan, sebagai pemain, saya pasti ingin dipanggil lagi ke Timnas. Itu menjadi kebanggaan buat saya.
Langkahnya tentu harus memberikan yang terbaik selama tampil untuk Persebaya. Dengan begitu, pelatih Timnas pasti akan memantau saya.