Bola.com, Malang - Mahkota Piala Presiden 2019 jadi gelar pertama striker Arema FC, Ahmad Nur Hardianto di pentas profesional. Sebelumnya, dia mengaku tidak pernah mengangkat trofi juara.
Terhitung sejak memperkuat Persela Lamongan musim 2016, timnya banyak berkutat di papan tengah. Sementara pada musim lalu di Arema, tidak ada gelar yang didapat.
"Baru sekarang bisa mengangkat trofi juara. Tentu senang rasanya," kata penyerang 24 tahun ini.
Namun, dia tidak memiliki nazar apapun. Syukuran prestasi ini dilakukan hanya dengan keluarganya saja. Medali juara Piala Presiden 2019 akan dibingkai serapi mungkin dan selalu diingatnya sampai kapanpun.
Selain meraih juara, Hardianto memberikan kontribusi untuk Arema pada final leg kedua melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Dia mencetak gol pertama pada menit ke-43 dan Singo Edan menang dengan skor 2-0. Gol itu sekaligus jadi bukti jika dia bukan pemain tipe supersub.
Selama ini, dia dikenal tampil tajam justru saat jadi pengganti. Nurhardianto mencetak gol pada pertandingan pertama Grup E melawan Barito Putera. Dia menjebol gawang Yo Jae-hoon setelah beberapa menit masuk lapangan. Tapi, saat final kedua di Malang, dia jadi striker inti dan sukses melesakkan gol pada pengujung babak pertama.
"Bagi saya sebenarnya main awal atau pengganti itu sama saja. Yang penting bekerja lebih keras di lapangan. Akhirnya waktu final saya bisa mencetak gol waktu main jadi starter," sambungnya.
Pemain yang akrab disapa Dian ini punya optimisme lebih tinggi menyongsong Liga 1 2019 yang diputar awal Mei mendatang. Dia bakal berjuang untuk dapat kesempatan main lebih banyak.
Pelatih Milomir Seslija juga tidak menutup mata dengan kontribusinya di Piala Presiden. Meski Arema segera kedatangan striker asing pengganti Robert Lima Guimaraes, Dian siap berkolaborasi.
"Saya belum tahu nanti seperti apa persiapan menjelang kompetisi. Pastinya saya selalu siap untuk bekerjasama," imbuh dia.