Bola.com, Malang - Arema lebih percaya diri menyambut Liga 1 2019. Hal itu tak lepas dari keberhasilan meraih trofi juara Piala Presiden 2019. Kini mereka tidak akan melakukan banyak perubahan pemain. Yang utama hanya mencari pengganti striker asing Robert Lima Guimaraes setelah didepak pekan lalu.
Selain posisi itu, pelatih Arema, Milomir Seslija, mengaku bakal mengembangkan pemain muda potensial yang dimilikinya.
Saat ini dia menyebut setidaknya ada empat pemain yang punya potensi untuk dapat jam terbang lebih banyak di Liga 1 2019. Mereka adalah Hanif Sjahbandi, Jayus Hariono, M. Rafli, dan Ahmad Nur Hardianto.
Sebenarnya bukan hal mengejutkan Milo menyebut empat pemain itu punya potensi besar lantaran mereka sudah pernah terpanggil ke Timnas Indonesia level kelompok usia.
"Mereka sekarang sudah bermain bagus. Tapi, masih ada potensi lebih bagus ketika dapat kesempatan bermain lebih banyak," jelas pelatih asal Bosnia tersebut.
Dari empat pemain yang disebutkan Milo, Hanif dan Jayus sejak musim lalu sudah mendapat kesempatan sebagai pemain inti. Hanya, Hanif sempat mengalami cedera patah tulang. Sementara Jayus baru jadi starter di putaran kedua.
Kedua pemain itu punya posisi yang sama, yakni gelandang bertahan. Jadi, keduanya musim ini harus bersaing jadi starter mengingat satu slot lain gelandang bertahan diperebutkan Hendro Siswanto dan Pavel Smolyachenko.
Untuk Rafli dan Hardianto, keduanya jarang bermain sebagai starter sejak musim lalu. Tetapi, mereka sering masuk sebagai pengganti dan membuat Arema bermain lebih menyerang karena Rafli posisi aslinya ada striker. Namun, kini dia ditempatkan sebagai gelandang bertahan atau menyerang.
Sedangkan Hardianto tipikal striker murni yang jeli memanfaatkan peluang dan punya tembakan tajam.
"Saya yakin mereka bisa jadi pemain bagus di tim ini. Apalagi ada pemain senior yang selalu memberikan dukungan," ujar Milo.
Selain empat pemain itu, sebenarnya masih ada beberapa pemain muda yang dimiliki Arema, seperti Kartika Ajie dan Nasir. Khusus Ajie, dia sudah naik pangkat jadi kiper utama di Piala Presiden, sementara Nasir kian tenggelam di sektor sayap setelah kehadiran Ricky Kayame.