Bola.com, Jakarta - Pencinta sepak bola dunia dikejutkan dengan kabar terbaru mantan kiper Real Madrid, Iker Casillas. Kiper berusia 37 tahun yang saat ini menjaga gawang FC Porto mengalami serangan jantung saat latihan bersama timnya pada Rabu, (1/5/2019).
Kondisi Iker saat ini sudah membaik setelah mendapatkan perawatan intensif.
Kabar seorang atlet yang mengalami serangan jantung memang bukan kali pertama terjadi. Di Indonesia, Erik Dwi Ermawansyah yang merupakan mantan penyerang PSIS Semarang, meningal karena serangan jantung pada Januari lalu.
“Kami sangat berduka, artinya secepat ini dia (Erik) dipanggil oleh Tuhan. Saya mewakili manajemen dan pemain PSIS yang pernah bersama tentunya menyampaikan duka mendalam dan merasa sangat kehilangan," ungkap General Manager PSIS, Wahyu 'Liluk' Winarto.
Sementara itu, di kancah internasional, nama-nama seperti David Astori, Jason Collier (atlet NBA), dan Reggie Lewis (atlet NBA) ikut menambah deretan atlet yang meregang nyawa akibat serangan jantung.
Mantan pebulu tangkis Korea Selatan, Jung Jae-sung, juga meninggal pada Maret 2018 karena penyakit jantung. Mantan pasangan Lee Yong-dae ini diduga meninggal karena mengalami arrhythmia atau gangguan irama jantung.
Hal yang hampir sama menimpa mantan pebulutangkis nasional, Rian Sukmawan. Ia meninggal pada Februari 2019, setelah berlatih.
Lantas, mengapa atlet yang menjalani hidup lebih sehat dan rutin berolahraga juga bisa kena serangan jantung?
Penyebab Utama
Atlet dari seluruh cabang olahraga rentan terhadap dua penyakit serius, yaitu serangan jantung dan Alzheimer. Hal tersebut berdasarkan laporan Owen Anderson yang berjudul “Heart attack risks are greater for athletes who compete in endurance sports”.
Dalam tulisannya yang dipublikasikan tahun 2012, Owen menyebutkan, satu dari 50.000 atlet berisiko tinggi terkena serangan jantung. Hal tersebut karena adanya kandungan enzim cardiac troponin I yang kerap meningkat.
Enzim ini meningkat disebabkan beberapa kondisi, seperti usia dan aktivitas. Pemain sepak bola misalnya, mereka rata-rata menempuh jarak lari sebanyak 9-12 km per pertandingan.
Jumlah tersebut belum termasuk sesi latihan yang dilakukan, baik latihan teknik maupun fisik. Dengan aktivitas ini, enzim cardiac troponin akan menjadi lebih tinggi dan bertahan setidaknya satu sampai dua minggu.
Jika fisik sudah tak mampu mengimbangi lonjakan enzim ini, besar kemungkinan seseorang akan terkena serangan jantung.
Baca Juga
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?