Bola.com, Semarang - PSIS Semarang menjadi tim yang paling mengejutkan pada musim lalu. Tahun pertamanya berkecimpung di Liga 1, tim berjulukan Mahesa Jenar ini sukses finis di urutan sepuluh klasemen akhir musim 2018.
PSIS finis di peringkat ke-10 di klasemen akhir Liga 1 2018 meski berstatus sebagai tim promosi dari Liga 2. Bahkan PSMS Medan yang memiliki status yang sama justru langsung kembali turun kasta ke Liga 2. PSIS kini mewarnai kekuatan sepak bola Indonesia, sebagai satu-satunya wakil Provinsi Jawa Tengah.
Dalam musim keduanya bermain di Liga 1, PSIS wajib diwaspadai kontestan lainnya. Mayoritas pemain musim lalu, sebesar 70 persen, dipertahankan manajemen klub. Komitmen besar dari manajemen PSIS membuat kiprah Laskar Mahesa Jenar menjadi kekuatan yang stabil.
Pemain seperti Joko Ribowo, Jandia Eka Putra, Rio Saputro, Safrudin Tahar, Bayu Nugroho, Komarudin, hingga Hari Nur Yulianto masih akan menjadi andalan PSIS untuk mengarungi kompetisi musim 2019. Sementara itu, nama-nama pemain baru turut hadir, satu di antaranya adalah putra daerah sekaligus langganan Timnas Indonesia, Septian David Maulana, serta Arthur Bonai.
Sementara sejumlah pilar musim lalu yang hengkang, tak membuat PSIS khawatir. Tim kebanggaan Panser Biru dan Snex ini mendapatkan pengganti yang sepadan. Benteng kokoh Wallace Costa dipastikan menjadi pilihan utama lini belakang PSIS.
Dua ekspatriat menempati lini tengah, yaitu Patrick Mota dan Shohei Matsunaga, yang bertugas menjaga keseimbangan permainan. Lini depan PSIS juga menjadi kekuatan tersendiri. Meski ditinggal top scorer musim lalu, Bruno Silva, yang hijrah ke Arab Saudi, hadirnya Claudir Marini Jr. membawa warna bagi daya gedor tim bersama Hari Nur Yulianto.
PSIS Semarang memasang target kembali bersaing dengan masuk delapan besar Liga 1 2019. Setidaknya mereka bisa memperbaiki peringkat dibandingkan dengan musim lalu. Ambisi tersebut cukup realistis. Bahkan PSIS berpeluang membuat kejutan menjadi deretan tim papan atas Indonesia.
Pelatih
Jafri Sastra menjadi sosok kunci sukses Mahesa Jenar musim lalu. Pelatih asal Payakumbuh, Sumatra Barat, ini hadir sejak pertengahan musim 2018. Jafri Sastra datang ketika PSIS terseok-seok dari awal hingga pertengahan musim ketika dibesut pelatih asal Italia, Vincenzo Annese.
PSIS akhirnya selamat dari jurang degradasi berkat tangan dingin Jafri. Sampai pekan ke-32, Bruno Silva dkk. sukses melepaskan diri dari jeratan degradasi perolehan poin yang tak terkejar oleh para penghuni zona merah.
Di bawah asuhan Jafri, PSIS sangat garang di kandang sendiri, dan kerap menjadi batu sandungan dengan mencuri poin di markas lawan. PSIS mencatat tujuh kemenangan, dua imbang, dan dua kekalahan saat dipoles Jafri Sastra.
Pemain Kunci
Hari Nur Yulianto
Striker asal Kendal ini melanjutkan kerja sama dengan Mahesa Jenar dua musim sekaligus. Hari Nur tampil apik pada musim lalu dengan mengemas 12 gol atau menjadi pencetak gol terbanyak kedua PSIS, di bawah Bruno Silva.
Bukti kesetiaan kepada PSIS ditunjukkan dengan tidak pergi ke klub lain. Bahkan Hari Nur menolak tawaran dari Bali United hingga klub asal Thailand. Pemain dengan nomor punggung 22 tersebut mengungkapkan jika ia ingin memberikan yang lebih baik lagi untuk PSIS Semarang.
Hari Nur Yulianto menjadi ikon PSIS Semarang dengan ban kapten di lengannya. Posisinya pun tidak tergantikan di lini depan PSIS, yang diproyeksikan akan berkolaborasi dengan Claudir Marini Jr dan pemain lincah Komarudin.
"Salah satu faktor yang membuat saya mencintai klub ini adalah suporter yang selalu setia mendukung. PSIS memang tim idola saya sejak kecil," terang Hari Nur Yulianto kepada Bola.com, Rabu (8/5/2019).
Septian David Maulana
Pemain berusia 22 tahun ini resmi berseragam PSIS untuk musim kompetisi 2019. Septian David yang merupakan pemain kelahiran Semarang, baru kali ini dapat bermain untuk tim asal tanah kelahirannya. Pasalnya, semenjak junior dirinya menjadi pemain Mitra Kukar hingga musim 2018.
Setelah berkelana tiga tahun di Kalimantan Timur, Septian David Maulana akhirnya mewujudkan mimpi bisa bermain di klub tanah kelahirannya, PSIS Semarang. Pemain bernomor punggung 29 ini selalu menjadi pemain utama lini tengah PSIS dalam pertandingan pramusim.
Pelatih Jafri Sastra menempatkan dirinya sebagai playmaker, disandingkan bersama Shohei Matsunaga, Patrick Mota, dan gelandang pekerja asal Papua, Arthur Bonai. Septian David diprediksi bakal menjadi nyawa lini tengah Mahesa Jenar di musim 2019.
Claudir Marini Jr
Striker asal Brasil, Claudir Marini, datang pertama kali ke PSIS dengan status trial. Saat itu pelatih Jafri Sastra masih ingin melihat kemampuan pemain berkepala plontos ini terlebih dulu.
Marini pun akhirnya menjadi pemain kedua asal Brasil yang direkrut PSIS pada musim ini, di mana sebelumnya mereka sudah mendapatkan bek Wallace Costa. Claudir Marini kini menjadi pemain asing ketiga yang dimiliki PSIS. Nama Ibrahim Conteh menjadi ekspatriat yang dipertahankan dari musim lalu.
Sebelumnya, Marini membela klub Liga Iran, Esteghlal Khuszestan dan Padideh. Pemain berkepala plontos ini juga sempat bermain untuk klub Armenia, Gandzasar, yang pernah berlaga di kualifikasi Liga Europa 2017-2018.
Claudir Marini Jr. langsung bisa beradaptasi dengan kompetisi di Indonesia. Tercatat dua gol dipersembahkannya dalam gelaran Piala Presiden 2019 lalu. Hanya saja dirinya kini dalam kondisi cedera dan sedang berjuang sembuh untuk segera tampil membela Mahesa Jenar.
Komposisi Pemain
Kiper: Joko Ribowo, Jandia Eka Putra, Endang Subrata
Belakang: M. Rio Saputro, Wallace Costa, Fauzan Fajri, Safrudin Tahar, Ganjar Mukti, Soni Setiawan
Tengah: Riyan Ardiansyah, Shohei Matsunaga, Patrick Mota, Arthur Bonai, Bayu Nugroho, Heru Setyawan, Tegar Infantrie, Septian David Maulana
Depan: Hari Nur Yulianto, Komarodin, Aldaier Makatindu, Claudir Marini Jr