Bola.com, Bangkalan - Madura United mengawali musim ini dengan melakukan gebrakan penting di bursa transfer. Sejumlah pemain bintang menghuni skuat Laskar Sape Kerap yang diperkenalkan sejak akhir tahun lalu.
Pemain bintang yang sudah dimiliki Madura United untuk mengarungi Liga 1 2019, di antaranya Andik Vermansah, Beto Goncalves, Zulfiandi, Marckho Meraudje, hingga Ridho Djazulie. Deretan pemain asing juga tak kalah mentereng dengan kehadiran Aleksandar Rakic dan Jaimerson Xavier.
Kedatangan para pemain itu sempat membuat publik menjuluki Madura United sebagai Los Galacticos Indonesia. Julukan itu merujuk kepada Real Madrid pada 2000-an dengan kedatangan Zinedine Zidane (Prancis), Luis Figo (Portugal), David Beckham (Inggris), Fabio Cannavaro (Italia), duo Brasil, Ronaldo dan Roberto Carlos, hingga Michael Owen (Inggris).
Sampai sekarang, Madura United telah memiliki sebanyak 27 pemain, dengan tiga pemain asing dan 24 lainnya pemain lokal. Jika melihat rekam jejak para pemain itu, tentu Madura United menjadi salah satu tim yang diunggulkan dalam persaingan juara Liga 1 2019.
Namun, mereka belum bisa berbuat banyak selama pramusim. Saat beraksi di Piala Presiden 2019, Laskar Sape Kerap hanya sampai di semifinal setelah kalah agregat 2-4 dari Persebaya. Mental juara tim nampaknya masih belum terbangun.
Target juara sudah diusung oleh manajemen klub asal Pulau Garam itu di musim 2019. Mereka tidak mengincar ajang tertentu, hanya ingin satu trofi dari tiga kejuaraan, yaitu Piala Presiden 2019, Piala Indonesia 2018, atau Liga 1 2019.
Peluang mereka untuk menjadi juara masih terbuka di Piala Indonesia 2018 dan Liga 1 2019. Madura United saat ini masih bertahan di Piala Indonesia 2018, di mana mereka akan menghadapi Persebaya Surabaya di perempat final. Namun, status laga itu masih tunda dan belum menemui kejelasan kapan laga tersebut digelar.
Pelatih
Perombakan besar tidak hanya dilakukan manajemen untuk skuat Madura United. Perubahan di level jajaran pelatih juga terjadi. Diawali kedatangan pelatih kepala asal Serbia, Dejan Antonic, beberapa pelatih lain datang mengikutinya.
Sebagai asisten pelatih, terdapat dua sosok yang bisa membantu Dejan. Mereka adalah Darko Vergec dan Rasiman. Darko sudah bekerja sama dengan Dejan selama bertahun-tahun karena latar belakang asal negara. Sementara Rasiman telah mengabdi untuk Madura United sejak musim lalu.
Posisi pelatih kiper juga mengalami perubahan seiring hengkangnya Hendro Kartiko yang kini menjadi pelatih kiper Timnas Indonesia U-22. Sebagai pengganti, datang Kurnia Sandy yang tak lain mantan kiper Timnas Primavera yang musim lalu menjadi pelatih kiper Timnas Indonesia.
Dilihat dari rekam jejak, Dejan Antonic sebenarnya tidak memiliki prestasi yang istimewa. Musim lalu, pelatih berusia 50 tahun itu membawa Borneo FC hanya finish peringkat ketujuh klasemen akhir Liga 1 2018. Tapi, Dejan tercatat sebagai pelatih yang bisa membawa timnya bersaing.
Sejauh ini, Madura United juga mendapat hasil yang tidak terlalu istimewa selama pramusim. Dari 10 pertandingan, termasuk Piala Indonesia dan Piala Presiden, Madura United menang enam kali, dua seri, dan satu kalah.
Pemain Kunci
Zah Rahan Krangar
Gelandang serang asal Liberia ini sudah malang melintang di kompetisi Indonesia selama satu dekade terakhir. Zah Rahan dikenal sebagai playmaker andal lewat umpan terukurnya. Dia tercatat pernah meraih gelar juara liga bersama Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura.
Bergabung sejak musim lalu di Madura United, Zah Rahan masih memiliki peran sentral di lini tengah. Dia menjadi pusat permainan Laskar Sape Kerap dan menjadi pemain kunci dalam setiap pertandingan.
Beto Goncalves
Usia Beto Goncalves sudah tidak tergolong muda, di mana ia sudah memasuki 38 tahun. Namun, pemain asal Brasil yang kini sudah memiliki kewarganegaraan Indonesia itu masih bertenaga bermain di lini depan Madura United. Pemain naturalisasi ini menjadi rekan duet yang cocok buat Aleksandar Rakic yang musim lalu menjadi top scorer Liga 1.
Beto biasa dimainkan sebagai striker bersama Rakic dalam formasi 4-4-2. Namun, tak jarang dia melebar menjadi penyerang sayap saat menggunakan 4-3-3. Formasi itu biasanya memasang Rakic sebagai ujung tombak dan Andik Vermansah atau Greg Nwokolo di sisi sayap lainnya.
Komposisi Pemain
Kiper: Satria Tama, Muhammad Ridho Djazulie, Muhmammad Ridwan, Rafit Ikhwanuddin, Fawaid Ansory
Belakang: Marckho Sandy Meraudje, Jaimerson da Silva Xavier, Guntur Ariyadi, Fachruddin Wahyudi Aryanto, Fandry Imbiri, Kadek Raditya Maheswara, Alfath Faathier, Andik Rendika Rama
Tengah: Fajar Ramadhan Ginting, Drey Buyung Panyalay, Asep Berlian, Zah Rahan Krangar, Syahrian Abimanyu, Zulfiandi, David Laly, Slamet Nurcahyo, Ghufroni Almaruf,
Depan: Andik Vermansah, Engelberd Sani, Greg Nwokolo, Aleksandar Rakic, Beto Goncalves
Baca Juga
Sumardji Sebut Shin Tae-yong Baru Bisa Jadi Sasaran Tembak Jika Timnas Indonesia Melempem di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Manajer Timnas Indonesia Tanggapi Tagar Shin Tae-yong Out Gara-gara Piala AFF 2024: Salah Alamat dan Salah Sasaran!
Jelang Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Kecewa Cuma Dapat Jatah 300 Tiket dari Singapura