Bola.com, Sleman - Kekuatan baru Liga 1 muncul dari PSS Sleman. Juara Liga 2 2018 itu bersiap untuk memberikan ancaman serius bagi kontestan lain di Liga 1 2019.
Tim-tim mapan kasta tertinggi patut mewaspadai ancaman dari klub asal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berdiri sejak tahun 1976 ini. Dengan potensi yang dimilikinya, PSS diprediksi menjadi tim yang bakal memberikan kejutan.
PSS Sleman mengalami perubahan skuat yang cukup signifikan dibandingkan ketika menjuarai Liga 2 musim lalu. Nyaris setengah komposisi pemain berganti. Namun, pilar-pilar kesuksesan menjuarai Liga 2 masih ada yang dipertahankan.
Contoh pemain yang dipertahankan, antara lain kiper Ega Rizky yang menjadi andalan PSS selama ini. Kemudian ada bek sayap sekaligus kapten tim, Bagus Nirwanto, yang menjadi figur yang tak bisa dipisahkan dari PSS.
Pemain senior asal Arema, Purwaka Yudhi, menambah kekuatan di lini belakang. Sementara hadirnya pemain sekaliber Alfonso De La Cruz asal Spanyol menjadi jaminan mutu untuk palang pintu pertahanan tim berjulukan Super Elang Jawa itu.
Rangga Muslim dan Dave Mustaine masih dipertahankan untuk mengisi lini tengah, untuk berkolaborasi dengan pemain baru, yakni Nerius Alom. Duo gelandang asing yakni Guillerme Batata asal Brasil dan Brian Ferreira dari Argentina menambah kekuatan barisan tengah PSS.
Untuk lini depannya, tim yang memiliki julukan lain Laskar Sembada ini memiliki barisan striker ampuh. Selain mendatangkan pemain senior Rudi Widodo, PSS juga mendatangkan striker pekerja keras, Kushedya Hari Yudo, yang moncer bersama Kalteng Putra musim lalu. Bomber tangguh asal Ukraina, Yevhen Bokhasvili, menjadi senjata mematikan lainnya yang dimiliki PSS.
Kekuatan lain dari PSS Sleman adalah memiliki suporter fanatik, yakni Brigata Curva Sud (BCS). Suporter yang mengadopsi gaya ultras Italia ini dikenal militan dan kreatif dalam menyajikan atraksi berupa koreografi. BCS sejauh ini sukses menjadi pemain keduabelas PSS Sleman, setidaknya dalam memberikan teror kepada tim lawan.
Pelatih
Seto Nurdiyantoro
Darah PSS Sleman memang mengalir dari dalam diri pelatih berusia 45 tahun ini. Seto yang berasal dari Kalasan, sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, menjadi satu di antara putra daerah yang sukses di dunia sepak bola.
Selain pernah bersergam Timnas Indonesia, Seto tercatat juga menjadi bagian dari keluarga besar PSS. Tak hanya menjadi pemain, karier Seto berlanjut dengan menjadi pelatih yang cukup sukses bersama PSS Sleman.
Keberhasilan PSS menyejajarkan diri dengan tim Liga 1 tak lepas dari peran Seto Nurdiyantoro. Pelatih muda berbakat ini membuat PSS menjadi tim yang berkarakter, sejak ditempa menjadi runner-up ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016.
Musim berikutnya, Seto yang menjabat asisten, banyak belajar dari pelatih senior Freddy Muli, meski akhirnya gagal membawa PSS melaju jauh di Liga 2 2017. Puncaknya adalah musim 2018, berkat tangan dinginnya PSS keluar sebagai kampiun Liga 2 sekaligus mengunci tiket promosi Liga 1.
Keputusan yang tepat dilakukan manajemen PSS Sleman dengan mempertahankannya. Apalagi sebagian besar skuat masih dipertahankan. Sebut saja Ega Rizky, Asyraq Gufron, Bagus Nirwanto, Rangga Muslim, dan Dave Mustaine, yang merupakan pilar di bawah racikan Seto musim lalu.
Seto menyebut kekuatan timnya di pentas Liga 1 musim ini adalah pada kekompakan tim. Bukan kepada satu dua atau pemain yang dianggap bintang. Bila di Liga 2 musim lalu ada nama Cristian 'El Loco' Gonzales sebagai magnet tim, PSS tak menggunakan bintang lagi saat bersaing di Liga 1.
"Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kekompakan saat bermain. Bukan kepada satu atau dua pemain yang bisa menentukan. Kami tetap optimistis menghadapi persaingan di Liga 1 dengan skuat yang saya miliki ini," ujar Seto kepada Bola.com, Jumat (10/5/2019).
Pemain Kunci
Bagus Nirwanto
Dalam beberapa musim terakhir, pemain asal Sidoarjo, Jawa Timur, ini menjadi sosok yang tidak tergantikan di sektor bek sayap kanan PSS. Kepiawaian dalam menyisir pinggir lapangan dan dibekali kepemimpinan yang kuat, membuat Bagus Nirwanto ditunjuk sebagai kapten.
Brian Ferreira
Pemain berpaspor ganda Irak dan Argentina, Brian Ferreira, digadang-gadang menjadi nyawa permainan lini tengah PSS. Brian Ferreira tercatat pernah bermain untuk tim kuat Malaysia, Johor Darul Ta'zim, dan sempat menjadi anggota Timnas Argentina U-17.
Adaptasi Brian Ferreira bersama PSS Sleman di Liga Indonesia tak menemui banyak kendala. Pemain bernomor punggung 10 ini ditempa saat Piala Presiden 2019. Kemudian di beberapa laga pemanasan PSS menjelang bergulirnya kompetisi, Brian Ferreira juga mampu bermain baik dan bahkan menjadi penentu kemenangan PSS atas PSIS Semarang dalam laga uji coba.
Kushedya Hari Yudo
Beruntung bagi PSS dengan cepat mengamankan tanda tangan striker ngotot asal Malang ini. Kushedya Hari Yudo merupakan pemain nomor tiga tersubur di Liga 2 2018 dengan catatan 14 gol sepanjang musim untuk Kalteng Putra.
Dia berada di bawah top skor Liga 2 2018, Indra Setiawan dari PS Mojokerto Putra dengan 29 gol, Vivi Asrizal (Persiraja) dan Cristian Gonzales (PSS Sleman) yang menyumbang 15 gol.
Kini berseragam PSS Sleman, Kushedya Hari Yudo ingin memperlihatkan kualitas permainan yang lebih baik. Bahkan tak ragu dirinya menegaskan siap untuk memberikan yang terbaik untuk suporter PSS yang terkenal kreatif dalam memberikan dukungannya.
"Suporter PSS yang membuat saya bergabung. Mereka sangat luar biasa dalam memberikan dukungan kepada tim. Saya akan berusaha membayar kepercayaan PSS dengan tampil maksimal musim ini. Saya berharap PSS tidak hanya menjadi tim penggembira di Liga 1," ujar Hari Yudo.
Komposisi Pemain
Kiper: Ega Rizky, Try Hamdani Goentara, Dhika Bayangkara
Belakang: Alfonso De La Cruz, Asyraq Gufron Ramadhan, Ikhwan Ciptady, Derry Rachman Noor, Bagus Nirwanto, Jajang Sukmara, Purwaka Yudi, Irsan Lestaluhu, Junius Bate
Tengah: Nerius Alom, Ricky Kambuaya, Haris Tuharea, Sidiq Saimima, Wahyu Sukarta, Irkham Zahrul Milla, Rangga Muslim, Arsyad Yusgiantoro, Guilherme 'Batata' Felipe de Castro, Brian Federico Ferreira,
Depan: Kushedya Hari Yudo, Yevhen Bokhashvili, Rudi Widodo (Vincentius Atmaja)
Baca Juga
Sumardji Sebut Shin Tae-yong Baru Bisa Jadi Sasaran Tembak Jika Timnas Indonesia Melempem di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Manajer Timnas Indonesia Tanggapi Tagar Shin Tae-yong Out Gara-gara Piala AFF 2024: Salah Alamat dan Salah Sasaran!
Jelang Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Kecewa Cuma Dapat Jatah 300 Tiket dari Singapura