Bola.com, Jakarta - Gim bergenre multiplayer battle royale game, PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) tak bisa bergerak bebas di beberapa negara, termasuk China. Ironisnya, pemerintah China secara resmi mengeluarkan peraturan mengenai peredaran gim.
Menurut mereka, gim online tersebut berpengaruh besar terhadap para pemain. Walhasil, Tencent, selaku distributor sekaligus bagian dari pengembang gim PUBG, berpikir keras agar eksistensi mereka tak terpuruh di negeri sendiri.
Menurut Esports Observer, selama sebulan terakhir, Tencent mengutak-atik segala kemungkinan. Mereka merumuskan beberapa sisi teknis terkait pengganti PUBG dengan gim online yang sesuai dengan peraturan pemerintah.
Keputusan Tencent tersebut menjadi jawaban dari keinginan adanya gim alternatif untuk para pecintanya. Seperti dirilis Tech Crunch, sang pengganti berlabel 'Game for Peace'.
Tipikal ini diyakini akan menghasilkan pendapatan yang cukup signifikan bagi Tencent dan 'para kerabatnya'. Gim ini diperkenalkan melalui media sosial Weibo bersamaan dengan dihapusnya PUBG dari Tiongkok.
Sebagai ganti PUBG, 'Game for Peace' adalah gim yang dibuat sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah China. Institusi Administrasi Negara Pers dan Publikasi China mengeluarkan serangkaian peraturan gim, seperti larangan mengeluarkan darah, mayat, referensi ke kerjaan, dan perjudian.
Hasil Kloning PUBG
Game for Piece bisa dikonsumsi para gamer di China karena fokus pada pasukan angkatan udara Tiongkok. Gim ini dikembangkan Krafton, yang sebelumnya dikenal sebagai BlueHole, pengembang gim PUBG.
Meski berbeda nama, Game for Peace bisa dibilang 'kloningan' dari PUBG. Maklum, secara teknis para pemain hanya perlu berpindah gim karena skill yang digunakan sama persis dengan gim sebelumnya.
Pada akhir tahun lalu, Krafton mengatakan sudah 200 juta pemain terdaftar dalam gim baru ini. Statistik menunjukkan, rata-rata 30 juta pemain mendaftar setiap hari
Menurut perusahaan analisis aplikasi Sensor Tower, PUBG meraup keuntungan lebih dari 65 juta dolar AS dari para gamer. Apalagi pada medio Maret lalu, jumlah pengguna naik hingga 83 persen, sekaligus melewati angka Fortnite.
Sumber: Esports Observer, Liputan6