Menerawang Ancaman Larangan Manchester City Tampil di Pentas Liga Champions

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mei 2019, 14:24 WIB
Manchester City terancam sanksi dari UEFA akibat melanggar Financial Fair Play.(AP Photo/Rui Vieira)

Jakarta Para pendukung Manchester City tak bisa merayakan pesta terlalu lama. Saat ini, ancaman besar tengah mengarah ke tim kesayangan mereka. Tak tanggung-tanggung, Manchester City bisa saja absen pada Liga Champions musim depan.

Kembang kempis napas fans Manchester City bakal semakin kencang, karena sang juara Premier League 2018-2019 ini menghadapi tuntutan serius terkait FFP. Namun ada pertanyaan yang mengganjal: Apakah hukuman itu benar-benar bisa dijatuhkan kepada mereka?

Advertisement

 FFP merupakan momok bagi klub kaya raya seperti Manchester City. Pada bulan Maret lalu, UEFA melakukan pergerakan berdasarkan informasi dari Der Spiegel, yang diyakini mendapatkan data dari organisasi Football Leaks. Setelah lama tenggelam, kasus Manchester City dengan FFP kembali menguak beberapa waktu lalu.

Klaim dari New York Times, pihak investigasi UEFA merekomendasikan hukuman larangan tampil di Liga Champions untuk The Citizens selama satu tahun. Namun pertanyaannya adalah, apakah Manchester City akan dijatuhi hukuman tersebut jika ditemukan melanggar FFP? Dan apakah tim lain seperti Manchester United atau Arsenal bisa diuntungkan dari hukuman tersebut?

Kemungkinan Manchester City dijatuhi hukuman larangan tampil di kompetisi Eropa terbilang cukup kecil, apalagi dengan sedikitnya waktu yang tersisa. Setidaknya UEFA harus segera menyelesaikan kasus tersebut sebelum laga kualifikasi Liga Champions digelar bulan Juni nanti.

Proses penjatuhan hukuman itu sebenarnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan UEFA wajib memberikan kesempatan kepada Manchester City untuk mengajukan banding. Dengan ini, maka ada kemungkinan besar hukuman akan ditangguhkan.

Namun jika semuanya benar-benar terjadi, Manchester City bakalan berurusan dengan banyak hukuman. Salah satunya adalah larangan terlibat dalam bursa transfer musim panas nanti.

Seperti halnya Chelsea, Manchester City juga tengah dipantau oleh sejumlah organisasi seperti FA dan FIFA soal pembelian pemain muda yang dianggap melanggar aturan. Chelsea, sementara ini, sedang berupaya untuk keluar dari jeratan tersebut.

Sekarang pertanyaannya adalah: Apakah ada tim yang pernah merasakan hukuman serupa? Sejauh ini, baru AC Milan yang pernah berada dalam situasi di mana mereka terancam tampil di kompetisi Eropa akibat kasus Financial Fair Play.

Masih teringat bagaimana klub raksasa Serie A tersebut berupaya keras untuk memperjuangkan haknya bermain di Liga Europa musim 2018-019 ini. Pada akhirnya, perjuangan mereka membuahkan hasil. Rossoneri diperbolehkan turut serta di Liga Europa.

 

2 dari 3 halaman

Seimbangkan Neraca Keuangan

Para pemain Manchester City merayakan gol. (AP/Jon Super)

Namun beberapa syarat diberikan kepada skuat asuhan Gennaro Gattuso tersebut. Salah satunya adalah mereka harus segera menyeimbangkan neraca keuangannya sebelum bulan Juni tahun 2021 mendatang.

Lebih lanjut, Milan juga dikenakan hukuman pembatasan skuat yang bisa disertakan. Hukuman itu sendiri pernah dirasakan oleh klub kaya raya Prancis, PSG, pada musim 2013-2014 silam. Dan sejauh ini, baru hukuman seperti ini yang pernah dirasakan oleh sejumlah klub Eropa.

Jika Manchester City dihukum, sempat ada wacana bahwa satu jatah tampil mereka bakal diserahkan kepada klub di luar posisi empat besar Premier League. Manchester United disebut yang akan merasakan keuntungan dari situasi ini.

3 dari 3 halaman

Sulit Terjadi

Seperti yang diketahui, Premier League diperbolehkan mengirimkan empat klub teratas untuk bermain di Liga Champions pada musim berikutnya. Untuk 2019/2020 nanti, Manchester City selaku juara akan ditemani oleh Liverpool, Tottenham, dan Chelsea.

Dilihat dari urutannya, maka Arsenal-lah yang seharusnya pantas untuk mendapatkan jatah tersebut. Namun jika mereka berhasil memenangkan Liga Europa, jatah tersebut akan jatuh ke tangan Manchester United yang finis di peringkat enam.

Begitu skenarionya, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi. Goal International mempercayai bahwa situasi tersebut tidak mudah untuk menjadi kenyataan dan dianggap sebagai fantasi belaka.

Sumber: Bola.net

Berita Terkait