Bola.com, Jakarta - Real Madrid ditangani tiga pelatih berbeda pada musim ini. Meski begitu, El Real tetap tak mampu memperlihatkan taji dan gagal merengkuh satu pun gelar juara.
Los Blancos tampil melempem pada musim 2018-2019. Mereka tercatat menelan 18 kekalahan di seluruh ajang, dengan perincian 12 di La Liga, dua di Copa del Rey, dan empat hasil minor di Liga Champions.
Bagi Real Madrid, itu adalah torehan terburuk pada abad ke-21 (sejak 2000). Tren minor tersebut sekaligus melampaui statistik pada musim 1998-1999, yang menelan 17 kekalahan.
Hasil itu membuat Madrid harus puas finis di peringkat ketiga klasemen akhir La Liga dengan nilai 68. Mereka terpaut hingga 19 poin dari Barcelona, yang keluar sebagai juara.
Sementara itu di ajang Copa del Rey, langkah Real Madrid terhenti pada semifinal, setelah kalah agregat 4-1 dari Barcelona. Di Liga Champions, mereka tak mampu melaju lebih jauh akibat kalah agregat 5-3 dari Ajax Amsterdam pada fase 16 besar.
Hasil minor Madrid pada musim ini terbilang mengejutkan. Pasalnya, mereka ditangani tiga pelatih berbeda, mulai Julen Lopetegui, Santiago Solari, dan terakhir Zinedine Zidane.
Lantas, bagaimana statistik kinerja ketiga pelatih itu bersama Real Madrid pada musim 2018-2019? Berikut adalah ulasannya.
Julen Lopetegui
Mantan pelatih Timnas Spanyol itu mulai menangani El Real pada 1 Juli 2018. Dia menggantikan peran Zinedine Zidane, yang memutuskan mundur pada akhir musim lalu.
Di bawah asuhan Lopetegui, performa Los Blancos nyatanya tak makin baik. Pelatih 52 tahun itu hanya membawa Madrid meraih enam kemenangan, dua hasil imbang, dan menelan enam kekalahan dari 14 laga.
Persentase kemenangan Julen Lopetegui bersama Real Madrid hanya mencapai angka 42,86 persen. Selain itu, Madrid juga mencetak 21 gol dan kebobolan 20 gol di era kepelatihan Lopetegui.
Torehan minor itu membuat Julen Lopetegui harus angkat kaki dari Santiago Bernabeu pada 29 Oktober 2018. Dia tercatat hanya tiga bulan menangani El Real.
Santiago Solari
Setelah mendepak Lopetegui, manajemen Real Madrid menunjuk Santiago Solari sebagai penerus pada 30 Oktober 2018. Sebelumnya, Solari adalah pelatih Real Madrid Castilla.
Di bawah arahan Solari, penampilan Los Blancos mulai mengalami peningkatan. Marcelo dkk. berhasil merengkuh 22 kemenangan, dua hasil imbang, dan kalah dalam delapan pertandingan dari 32 laga di seluruh ajang.
Persentase kemenangan Real Madrid bersama Solari mencapai angka 68,75 persen. Madrid juga tampil produktif dengan mendulang 71 gol dan kemasukan 37 gol dari 32 pertandingan tersebut.
Pelatih 42 tahun itu juga memiliki statistik yang cukup ciamik di La Liga. Dia berhasil membawa Los Blancos meraih 12 kemenangan, empat kekalahan, dan sekali imbang dari 17 laga di liga.
Meski begitu, catatan tersebut tak cukup menyelamatkan karier Santiago Solari di Real Madrid. Kekalahan 0-3 dari Barcelona di Copa del Rey dan takluk 1-4 dari Ajax Amsterdam di Liga Champions, menjadi beberapa penyebab Solari dipecat pada 11 Maret 2019.
Zinedine Zidane
Merasa belum puas dengan performa Karim Benzema dkk. manajemen Real Madrid akhirnya memulangkan Zinedine Zidane pada 11 Maret 2019. Pelatih asal Prancis itu diharapkan dapat mendongkrak penampilan Madrid.
Apalagi, Zidane memiliki prestasi mengilap bersama Los Blancos. Dia berhasil membawa El Real meraih sembilan gelar juara, termasuk tiga trofi Liga Champions dalam dua setengah musim.
Namun, nyatanya, sentuhan magis Zinedine Zidane masih belum memberikan efek buat Real Madrid. Zidane tercatat hanya mampu membawa Madrid meraih lima kemenangan, dua hasil imbang, dan menelan empat kekalahan dari 11 pertandingan di seluruh ajang.
Sementara itu di La Liga, El Real di bawah arahan Zidane memetik 17 poin dari 33 angka yang bisa didapatkan. Persentase kemenangan pun mencapai 51,51 persen. Catatan itu membuat Zizou tak jauh lebih baik dibandingkan Julen Lopetegui.
Sumber: Marca, Transfermarkt
Baca Juga
Eks PSM Makassar Bawa Filipina Hajar Thailand di Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024!
Janji Shin Tae-yong Menyambut 2025: Timnas Indonesia Akan Bangkit dan Mengejar Tiket Piala Dunia 2026!
Refleksi Shin Tae-yong setelah Timnas Indonesia Terhenti pada Fase Grup Piala AFF 2024: Pemain Muda Kami Telah Berjuang Keras