Bola.com, Jakarta - Liverpool sudah mengangkat trofi Liga Champions musim ini. Di partai puncak, pasukan Jurgen Klopp itu menundukkan sesama klub Premier League, Tottenham Hotspur, dengan skor 2-0.
Terlepas dari meraihnya partai final yang digelar di Wanda Metropolitano Stadium, Minggu dini hari WIB (2/6/2019), dengan kehadiran puluhan ribu suporter kedua tim yang mendukung di dalam dan luar stadion, ada beberapa kalangan yang menilai duel Spurs kontra the Reds ini jadi final paling membosankan yang pernah ada dalam sejarah Liga Champions.
Dengan kata lain, duel final kali ini antiklimaks.
Liverpool yang kerap mempertontonkan sepak bola menyerang dengan pressing tinggi, justru tampil melempem dan cenderung menunggu serangan balik.
Hal sama terjadi di Tottenham Hotspur, yang berhasil mendominasi penguasaan bola, namun gagal membuat ancaman ke gawang Liverpool. Hal itu membuat kecewa sebagian besar penikmat sepak bola.
Sportbibel dalam cuitannya menulis dengan huruf besar; "worst champions league final ever" dan "adakah yang tertidur melihat pertandingan final ini?"
Beberapa jurnalis Eropa kenamaan, seperti Lucas Navarette dan Dermot Corrigan juga menilai sama.
"Ini partai final Liga Champions terburuk yang pernah saya lihat," tulis Navarrette dalam media sosial Twitter.
"Babak pertama final Liga Champions terburuk sejak Chelsea vs United? Milan vs Juve? Pasti ada kesamaan tema di sini…" cuit Corrigan.
Ada yang menilai, final Liga Champions kali sama tak menariknya seperti ketika Juventus berhadapan dengan Milan pada edisi 2003. Namun, ada yang meyakini, final Spurs vs Liverpool bahkan lebih buruk.
Duel Spurs kontra Liverpool berjalan menarik di awal-awal pertandingan. Dalam tempo satu menit 48 detik, the Reds sudah memimpin dengan skor 1-0 berat penalti Mohamed Salah.
Keputusan wasit Damian Skomina menunjuk titik putih dianggap kontroversial lantaran ia menganggap gelandang Spurs, Moussa Sissoko melakukan handsball.
Namun, setelah itu pertandingan terkesan landai. Jual beli serangan tetap terjadi, tetapi dinilai tak mampu mengatrol tensi pertandingan. Hingga menit ke-86 Divock Origi menggandakan gol Liverpool. Sampai laga usai, tak ada drama atau momen menarik lagi.
Pelatih yang jadi pundit dalam final Liga Champions kali ini, seperti Jose Mourinho dan Arsene Wenger, juga sepakat melabeli laga puncak ini sebagai duel yang membosankan.
Sumber: Sportbible
Baca Juga
Rahmad Darmawan Ceritakan Kronologi PSM Mainkan Pemain ke-12 Vs Barito Putera di BRI Liga 1: Lawan Mengakui, Wasit Tetap Play-on
Tersingkirnya Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Keputusan PSSI Turunkan Skuad yang Belum Matang, Risiko Tanggung Sendiri
Juara Paruh Musim BRI Liga 1 2024/2025: Persebaya atau Persib?