3 Alasan Luka Jovic Bakal Jadi Pembelian Mubazir Real Madrid

oleh Ario Yosia diperbarui 15 Jun 2019, 11:30 WIB
Pemain baru Real Madrid, Luka Jovic berpose di lapangan Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol (12/6/2019). Jovic yang berusia 21 tahun mencetak 17 gol dalam 32 pertandingan bersama Eintracht Frankfurt di Bundesliga. (AP Photo/Manu Fernandez)

Bola.com, Jakarta - Awal bulan ini, Real Madrid resmi mendaratkan Luka Jovic dengan mahar transfer sekitar 53 juta euro. Eintracht Frankfurt pun untung besar,  mereka baru saja memaksa sang pemain muda itu untuk teken kontrak baru dengan nominal hanya 6,2 juta pada April lalu. Total keuntungan mereka 900 persen!

Pemain berusia 21 tahun telah menjadi salah satu komoditas terpanas di bursa transfer sepak bola dunia. Desas-desus ketertarikan Madrid tercium jauh sebelum akhir musim.

Advertisement

Pesepak bola asal Serbia itu tampil mengesankan di Bundesliga dengan mencetak 27 gol dalam 48 pertandingan bersama Eintracht Frankfurt.

Sekarang El Real telah mengikatnya dengan kontrak selama enam tahun. Harapannya ia bisa unjuk ketajaman yang sama. Mungkinkah?

Real Madrid bisa dibilang menghabiskan uang terlalu banyak untuk pemain muda itu. Penyerang berusia 21 tahun itu rasanya bukanlah jawaban persoalan yang dihadapi Los Blancos musim lalu.

Masalah Los Blancos kering gelar tak bisa diselesaikan dengan hanya mendatangkan striker Serbia itu.

Berikut adalah 3 alasan mengapa Luka Jovic bukan solusi tepat untuk Real Madrid:

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini

2 dari 4 halaman

Sulit Menyamai atau Medekati Ronaldo

Pemain Real Madrid, Cristiano Ronaldo (kanan) menghampiri Sergio Ramos usai mencetak gol ke gawang Eibar pada laga La Liga di Stadion Ipurua, Eibar. Sabtu (10/3). Real Madrid melumat Eibar dengan skor 2-1. (ANDER GILLENEA/AFP)

Cristiano Ronaldo mencetak 311 gol dalam 292 penampilan bersama Real Madrid.

Presiden Real Madrid, Florentino Perez, dipersalahkan membiarkan pemain terbaiknya meninggalkan Bernabeu. Terlepas dari apapun alasanya, Perez seharusnya mau mengeluarkan uang lebih besar untuk mempertahankan pemain terbaik dunia di Spanyol.

Pengaruh penyerang asal Portugal itu amat kuat di tim. Catatan pencetak golnya tak tertandingi serta mentalitasnya dalam pertandingan besar itulah yang membawa rekan satu timnya ke hattrick juara Liga Champions.

Musim lalu, Madrid berjuang keras tanpa Ronaldo. Mereka tertinggal 19 poin di belakang juara La Liga, Barcelona dan tersingkir dari Liga Champions di fase 16 besar.

Tidaklah adil untuk berpikir bahwa seorang pemuda macam Luka Jovic dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan pemain yang memenangi 5 kali penghargaan Ballon d'Or.

Ronaldo memiliki kemampuan untuk menghasilkan momen sihir sendiri, sementara Luka Jovic akan jauh lebih bergantung pada orang-orang di sekitarnya.

3 dari 4 halaman

Menganggu Kenyamanan Karim Benzema

Karim Benzema (AP/Paul White)

Karim Benzema jadi pemain terbaik Real Madrid musim lalu. Dengan Ronaldo di Juventus dan Gareth Bale tidak dalam performa terbaiknya, Benzema mencuat kekuatan utama lini serang tim.

Dia tidak bisa menandingi produktivitasRonaldo, tetapi rapornya cukup baik. Pemain Prancis ini mencetak 29 gol dalam 49 penampilan, menjadikannya pencetak gol terbanyak klub.

Sekarang Luka Jovic datang, status Benzema di tim utama terancam. Pada usia 31 tahun, tahun-tahun puncak karier Benzema dengan cepat berakhir. Kedatangan Jovic seperti sebuah usiran halus buat penyerang Prancis itu.

Sejatinya, persaingan amat bagus untuk melahirkan peningkatan kualitas kinerja seorang pemain. Tetapi mengingat sifat sensitif Benzema, kondisi sebaliknya bisa terjadi. Tim bakal tak kondusif.

Benzema telah menjadi striker utama Real Madrid selama hampir satu dekade, ia pun pasti akan beraksi jika masa depannya terancam.

4 dari 4 halaman

Masalah Utama Madrid Adalah Lini Belakang

Kapten Real Madrid, Sergio Ramos, mengakui jika Barcelona tampil lebih baik pada laga pekan ke-26 La Liga Spanyol, Sabtu (2/3/2019). (AFP/OSCAR DEL POZO)

Real Madrid kebobolan 46 gol di liga musim lalu!

Cacat paling nyata Real Madrid musim lalu adalah ketidakmampuan mereka untuk menjaga clean sheet. Los Blancos kebobolan gol dari semua sudut sepanjang musim, dengan berbagai kualitas lawan.

Mantan juara Eropa itu kebobolan 71 gol, kalah 18 pertandingan di seluruh kompetisi. Gol memenangkan pertandingan, pertahanan memenangkan gelar, dan Real Madrid nyaris tidak bersaing di salah satu dari empat turnamen mereka karena pertahanan mereka yang keropos.

Meskipun punya nama beken, Sergio Ramos bukanlah bek tengah terbaik di dunia saat ini. Keputusan-keputusan irasionalnya, blunder tekel, emosional, dan ketidakmampuan untuk mengatur lini belakang telah sangat terekspos musim ini.

Bersama Ramos, Raphael Varane gagal menjaga ketangguhan lini belakang Real Madrid. Di sisi lain, bek sayap andalan Marcelo juga tengah dalam kondisi tak bagus sepanjang musim lalu.

Real Madrid membutuhkan perombakan besar-besaran, mendatangkan Luka Jovic bukanlah awal yang baik. El Real butuh bek baru!

Sumber: Sportskeeda

Berita Terkait