Bola.com, Jakarta - Timnas Vanuatu sudah tak sabar menghadapi Indonesia dalam laga persahabatan internasional. Pasukan Paul Munster ini sudah ingin merasakan lapangan di stadion megah, Gelora Bung Karno, dengan atmosfer pertandingannya.
Bermain di stadion berkapasitas 77 ribu orang itu, Sabtu (15/6/2019), bakal menjadi pengalaman unik buat pemain Timnas Vanuatu. Kemegahan SUGBK sangat berbeda jika dibandingkan dengan Port Vila Municipal Stadium, yang selama ini menggelar laga kandang Vanuatu.
Satu hari jelang pertandingan, tepatnya pada Jumat pagi (14/6/2019), Paul Munster mengajak pasukannya untuk sekadar berkeliling di Kompleks GBK.
Fakta membuktikan, Timnas Vanuatu jarang melakukan perjalanan tandang ke timnas di luar zona Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC). Sedangkan infrastruktur di negara-negara anggota OFC terbilang terbatas.
Hanya Selandia Baru saja dan Australia (sebelum meninggalkan OFC untuk pindah ke AFC pada 2006), yang memiliki sarana prasarana sepak bola representatif.
Meski secara infrastruktur di negara asal sangat sederhana, kualitas sepak bola Vanuatu tetap tak bisa diremehkan. Paul Munster menegaskan skuatnya ke Jakarta bukan untuk piknik atau bersenang-senang.
Ada misi yang ingin mereka capai dalam uji coba melawan Indonesia, yakni menyiapkan diri jelang terjun di turnamen Pasific Games, 7-20 Juli 2019, di Samoa.
Di sisi lain, sama halnya dengan pencinta sepak bola nasional yang masih kurang mengenal Vanuatu, Timnas Vanuatu juga terkesan misterius buat kubu Indonesia.
Bahkan pelatih Simon McMenemy mengaku buta perihal kekuatan kelemahan maupun permainan lawan, mengingat minimnya informasi yang diperoleh. Kedua tim juga belum pernah bertemu dalam ajang apa pun.
Bola.com mencoba merangkum hal-hal menarik apa saja seputar Timnas Vanuatu, yang mengiringi pertemuan kontra Timnas Indonesia. Berikut ini beberapa di antaranya.
Hal Menarik
1. Meski datang dari kawasan (konfederasi) yang sering kali dianggap lemah, Vanuatu tak pantas disepelekan. Jika acuannya ranking FIFA, Vanuatu dan Indonesia tak jauh terpisah.
Per 14 Juni 2019, Vanuatu menduduki ranking FIFA ke-163 atau naik tiga peringkat dari edisi sebelumnya (per 4 April 2019). Vanuatu mengumpulkan poin 997. Sedangkan Indonesia, sesuai ranking FIFA terbaru, ada di urutan ke-160 dengan koleksi poin 1005.
Vanuatu pernah menduduki ranking ke-131, yang jadi ranking FIFA tertinggi yang mereka gapai pada Oktober 2007. Sementara ranking terendah mereka, dengan menduduki urutan ke-201, pada durasi Oktober-November 2015.
2. Sepanjang 2019, Timnas Vanuatu tampil dalam tiga partai persahabatan sebelum melawan Indonesia. Perinciannya, melawan Kepulauan Solomon (18/3/2019), yang juga jadi debut Paul Munster, melawan Tahiti (4/6/2019) dan juga Fiji (10/6/2019).
Hasilnya, Vanuatu kalah 1-3 dari Kepulauan Solomon, menang 2-0 atas Tahiti, dan imbang 0-0 dengan Fiji.
3. Prestasi terbaik Timnas Vanuatu adalah dengan jadi juara dalam turnamen Melanesia Cup (1990). vanuatu juga pernah finis sebagai runner-up dalam turnamen sama pada 1998.
Prestasi lain, jadi runner-up Pasific Game (1971), serta yang paling anyar, adalah dengan menjuarai Wantok Cup 2011.
4. Laga internasional resmi pertama Timnas Vanuatu (ketika masih menggunakan nama Hebrides Baru) terjadi pada 4 Oktober 1951, melawan Selandia Baru. Hasilnya, mereka kalah telak 0-9, yang juga jadi kekalahan terbesar yang diderita hingga sekarang.
Sementara rekor kemenangan terbesar mampu mereka bukukan saat melumat sesama anggota OFC, Kiribati, dengan skor 18-0, pada 7 Juli 2003.
5. Dari 23 pemain yang mendapat panggilan terkini untuk gabung Timnas Vanuatu proyeksi Pasific Games 2019, sembilan di antaranya bermain di luar Vanuatu. Mereka yang berkiprah di luar Vanuatu itu gabung klub Selandia Baru (2 pemain), Papua Nugini (2), Fiji (1), Kepulauan Solomon (2), Australia (1), dan Kaledonia Baru (1).