Bola.com, Jakarta - Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola Sriwijaya FC, Faisal Mursyid, buka-bukaan mengenai polemik penunggakan gaji kepada mantan pemainnya pada musim 2017, Yanto Basna.
Dalam surat tertulisnya kepada Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Yanto Basna mengaku gajinya pada Desember 2017 masih belum dibayar oleh Sriwijaya FC.
Namun, Faisal Mursyid menyebut penunggakan gaji tersebut bermula dari macetnya subsidi PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi pada musim 2018 terhadap tim berjulukan Laskar Wong Kito tersebut.
"Kasus Yanto Basna itu begini ceritanya. Pada 2018, kami meminta PT LIB untuk membayar subsidi. Nantinya gaji Yanto Basna dibayarkan dengan memotong subsidi Sriwijaya FC sebesar Rp50 juta," ujar Faisal ketika dihubungi Bola.com, Senin (17/6/2019).
"Nah, itu belum terealisasi. Jadi, kami pada saat ini akan berkirim surat lagi dan kami tembuskan ke BOPI agar PT LIB membayarkan sisa subsidi tersebut. Kami telah bersurat sejak 5 Oktober 2018 untuk permohonan pembayaran dari PT LIB ke Yanto Basna," kata Faisal.
Faisal menyebut PT LIB masih berutang kepada pihaknya sebesar Rp2,5 miliar. Nominal tersebut datang dari subsidi Liga 1 musim 2018 yang berjumlah Rp7,5 miliar. Artinya, Sriwijaya FC baru menerima Rp5 miliar dari PT LIB.
Belum lama ini, Sriwijaya FC baru menuntaskan persoalan penunggakan gaji kepada para mantan pemainnya yang terdaftar pada musim 2018. Fasial mengatakan, krisis finansial Laskar Wong Kito pada 2018 berimbas kepada tersendatnya gaji untuk sejumlah pemain.
"Saat itu cash flow kami sedang sulit. Untuk gaji para pemain musim lalu dibayarkan PT LIB lewat subsidi kami langsung ke pemain atas permintaan klub," tutur Faisal.