Jakarta - Bursa transfer musim panas Eropa segera dibuka. Sejumlah klub bahkan telah mendatangkan pemain incarannya.
Salah satu aspek yang paling penting dalam bursa transfer adalah tes medis. Ya, setiap pemain yang akan pindah ke klub lain wajib menjalani prosedur ini.
Ternyata proses tes medis tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan dalam tes ini, isi kontrak pemain bisa ditentukan.
Tak sedikit pula transfer yang tidak berhasil karena sang pemain gagal menjalani tes medis. Sehingga merugikan kedua belah klub yang sudah sepakat terkait harga.
Lalu apa saja tahapan dalam tes medis di sebuah klub saat bursa transfer. Berikut ulasannya seperti dilansir Mirror:
Pengujian Otot
Ketika menjalani tes medis, para pemain akan diminta untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Namun, pemanasan ini akan dibantu dengan sepeda fitnes sehingga lebih cepat prosesnya.
Setelah itu, pemain akan menjalani tes bernama penilaian Biodex. Tes ini akan menguji kekuatan antara kelompok otot.
Pemain diminta duduk di kursi dan diikat kuat. Lalu mereka disuruh menendang dengan kaki kanan atau kaki kiri sebanyak lima kali.
Dalam tes ini, hasilnya akan terlihat adakah keseimbangan antara paha depan dan paha belakang. Tes ini juga bakal menunjukkan apakah pemain tersebut mengalami cedera hamstring atau tidak.
Pengujian Stamina
Selanjutnya pemain akan dites VO2 untuk mengetahui kebugaran dan stamina pemain. Para pemain akan diminta berlari di treadmill sembari dipasang sebuah alat di mulutnya.
Hasil tes akan menunjukkan, apakah pemain tersebut bisa langsung diturunkan dalam laga selanjutnya atau tidak. Atau justru pemain tersebut harus diasah lagi kemampuan fisiknya sebelum bisa turun ke lapangan.
"Setiap pemain sangat unik. Jadi kami harus memberi tahu kalau pemain tersebut punya potensi masalah," kata Dokter Wells, yang bekerja di Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).
"Namun semua keputusan tergantung manajer. Merekalah yang menentukan apakah jadi membeli pemain itu atau tidak."
Melihat Rekam Kesehatan Pemain
Di fase ini, dokter akan memeriksa catatan medis pemain tersebut selama berkarier. Pemain yang punya sejarah cedera panjang tentu sangat berisiko untuk dikontrak.
Tim dokter juga bakal menilai apakah pemain tersebut mampu mengikuti semua sesi latihan atau terbatas. Tim dokter juga akan merekomendasikan apakah pemain yang sudah melebihi usia emas layak dikontrak atau tidak.
"Ada manajer yang ingin membeli pemain untuk jangka panjang. Jadi mereka berani merekrutnya jika pemain tersebut hanya mengalami cedera ringan," kata Dokter Cowie yang juga bekerja di FA.
"Tetapi ada juga manajer yang sudah punya banyak opsi ketika membeli pemain, sehingga jika salah satu pemain tersebut bermasalah, mereka langsung menolaknya dan membeli pemain lain."
Tes Tulang dan Pergerakan
Tes terakhir yang wajib dijalani pemain adalah tes tulang dan pergerakan. Di sini para pemain akan dibimbing oleh seorang fisioterapis untuk menjalani tesnya.
Pemain disuruh melakukan gerakan-gerakan yang difokuskan pada pergelangan kaki, lutut, dan pinggul. Maklum, tiga bagian itu sangat krusial bagi pesepak bola.
"Kami melihat pergerakan pemain tersebut dan membuat rapor, merah, oranye atau hijau. Merah berarti pemain tersebut berisiko tinggi untuk direkrut karena cederanya parah. Contohnya ada cairan di lututnya," kata Steve Kemp, fisioterapis timnas Inggris.
"Oranye berarti pemain tersebut punya kelemahan di otot atau cedera ringan, meski masih layak direkrut. Semua hasil tes medis akan digabungkan dan menjadi rekomendasi bagi manajer atau klub."
"Jika pemain tersebut terindikasi punya cedera lutut serius dan diberi kontrak lima tahun, tentu ini kerugian. Bisa saja klub hanya memberikan kontrak satu atau dua tahun dengan opsi gaji sesuai jumlah laga. Hal seperti inilah yang melindungi klub."