Bola.com, Surabaya - Duel Persebaya kontra Madura United dalam leg pertama perempat final Piala Indonesia 2018 berakhir kisruh. Laga bertajuk Derbi Suramadu itu diwarnai aksi sekelompok Bonek yang masuk lapangan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Kamis (19/6/2019).
Duel ini berakhir dengan skor 1-1. Gol Madura United dicetak oleh Aleksandar Rakic saat pertandingan belum genap berjalan dua menit. Beruntung, Persebaya mampu membalas lewat Osvaldo Haay pada menit ke-54.
Berbagai nyanyian atau chants dengan lirik sindiran digemakan Bonek dalam pertandingan ini. Bahkan, lagu itu sudah terdengar sejak awal pertandingan, yang dinyanyikan oleh Green Nord 27 atau Bonek di tribune utara.
Dalam kondisi tertinggal, mereka menyampaikan pesan bahwa kegagalan menang, membuat Bonek tidak akan tinggal diam.
"Lek seri kisruh, nek seri kisruh, opo maneh kalah (kalau hasilnya seri kisruh, apalagi kalah)," demikian bunyi chants tersebut.
Dengan nada serupa, ada chants berisikan lirik lain yang juga mendesak Persebaya memenangi pertandingan.
"Lek gak seri kalah, lek gak seri kalah, kapan menange (kalau tidak seri, hasilnya kalah, kapan menangnya)," teriak Bonek.
Bonek lalu menyanyikan lagu lain di Stadion GBT berisikan lirik yang lebih kasar setelah Persebaya tak kunjung mencetak gol. Osvaldo yang kemudian menyamakan kedudukan, juga tidak banyak meredam chant-chant itu.
Tiga lirik chants itu dipilih Bonek sebagai wujud protes karena ini merupakan kali ketiga Persebaya meraih hasil imbang 1-1 di Stadion GBT. Meski, sebenarnya banyak juga lagu-lagu lain yang mereka kumandangkan sebagai bentuk dukungan positif untuk tim Persebaya.
Merusak Momen Spesial HUT
Di akhir pertandingan, situasi kian memanas karena keberadaan sekelompok Bonek yang memaksa masuk lapangan saat injury time. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan 'Jangan Bikin Malu Surabaya' di tengah lapangan.
Beberapa saat kemudian, muncul sekelompok lainnya yang masuk sambil membawa spanduk lain. Kelompok ini merusak beberapa papan iklan di pinggir lapangan sambil melempar kembang api dan petasan.
Pada momen ini, nyanyian Bonek makin tegas mengkritisi manajemen Persebaya, yang dianggap sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas hasil buruk tim kebanggaan mereka.
"Tikete larang, tikete larang, gak tau menang (tiket pertandingannya mahal, tidak pernah menang)," demikian chants terakhir Bonek.
Berbagai insiden ini merusak perayaan ulang tahun Persebaya ke-92, yang jatuh sehari sebelumnya pada 18 Juni 2019. Hasil imbang dianggap sebagai kado yang mengecewakan di momen yang spesial itu.