Bola.com, Turin - Pelatih anyar Juventus, Maurizio Sarri, tak mengkhawatirkan pandangan-pandangan miring suporter I Bianconeri kepada dirinya. Sarri hanya ingin fokus membawa Juve meraih kemenangan.
Pria asal Italia itu resmi ditunjuk sebagai pelatih Juventus pada Minggu (16/6/2019). Maurizio Sarri akan menangani skuat Putih-Hitam hingga 30 Juni 2022, dan menerima bayaran Rp 96 miliar per tahun.
Keputusan manajemen Juve memilih Sarri sebagai suksesor Massimiliano Allegri mendapat penolakan dari suporter. Pasalnya, pelatih 60 tahun itu kerap melontarkan kritikan untuk I Bianconeri.
Bukan hanya itu, dia juga memiliki hubungan yang tak akur dengan pendukung Juventus. Maurizio Sarri bahkan pernah mengacungkan jari tengah ke arah suporter Juve, setelah membantu Napoli meraih kemenangan 1-0 di Allianz Stadium pada laga lanjutan Serie A 2017-2018.
Prestasi Maurizio Sarri juga dianggap masih belum layak untuk menangani Juventus. Sejauh ini, dia baru mengoleksi satu trofi juara, yakni Liga Europa musim lalu bersama Chelsea.
Tak Peduli
Meski begitu, Maurizio Sarri tak peduli dengan pandangan skeptis kepada dirinya. Saat ini, dia hanya ingin fokus membawa Juventus meraih kemenangan.
"Saya tiba dikelilingi oleh orang-orang yang skeptis, tetapi kemudian saya tetap seperti biasa. Saya memiliki hal yang sama di Empoli, Napoli, dan Chelsea," ujar Sarri.
"Saya tiba di Juventus dari Chelsea dan langkah itu mungkin memicu skeptisisme, tetapi saya memang berasal dari masa lalu dan jadi saya mengharapkan dendam," lanjutnya.
"Dalam sepak bola, saya hanya tahu satu cara menghilangkan skeptisisme dari benak orang: meraih kemenangan dan melakukannya dengan meyakinkan. Jadi yang bisa saya lakukan adalah memperlihatkannya," papar Maurizio Sarri.
Sumber: Football Italia
Baca Juga
Paulo Fonseca: Milan Main Aman saat Melawan Juventus, tapi Masih Bisa Rebut Scudetto kok
Milan Vs Juventus 0-0, Locatelli: Mendingan Hasil Imbang Ini daripada Drama Skor 4-4 Melawan Inter
Jelang Debut Hadapi Napoli, Claudio Ranieri Bicarakan Alasan Keterpurukan AS Roma: Skuad Bagus Kok, Masalah Mentalitas?