Suka Duka Hendra Setiawan Main Ganda, dari Naik-Turun Performa hingga Hubungan dengan Partner

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 21 Jun 2019, 19:45 WIB
Ganda putra Indonesia. Hendra Setiawan / Mohammad Ahsan. (foto: twitter.com/INABadminton)

Bola.com, Jakarta - Selama bertahun-tahun menggeluti sektor ganda putra, hingga menjadi salah satu pemain terbaik dunia, Hendra Setiawan pernah merasakan berbagai suka duka. Dia mengaku performanya kadang naik-turun karena berbagai faktor. 

Pemain berusia 34 tahun ini mengungkapkan ada kalanya tak bisa bermain seperti biasanya dan sulit mengeluarkan kemampuan terbaik di lapangan. Menurutnya, situasi seperti itu pernah dialami semua pemain bulutangkis.

Advertisement

"Kalau ada yang bilang, mainnya lagi tidak enak, itu memang bisa saja dialami sama pemain. Saya juga begitu. Kalau saya, main tidak enak itu kalau mau netting nyangkut, mau apa-apa nyangkut, mati sendiri," tutur Hendra, seperti dilansir situs PBSI, Jumat (21/6/2019).

Hendra mengatakan performa buruk bisa dialami kapan saja dan sulit diprediksi. Bahkan, ketika sudah melakukan persiapan sebaik mungkin, bisa saja menemui situasi yang tak diharapkan di lapangan.

"Kadang sudah persiapan, tapi pas tidak enak mainnya, itu kadang tidak tahu faktor penyebabnya," kata Hendra.

Hendra mengatakan pemain tak boleh membiarkan keadaan seperti itu terus terjadi di lapangan. Menurutnya, pemain mesti mengetahui bagaimana caranya menghadapi kendala tersebut. Setiap pemain memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasi permasalahan di lapangan.

"Kalau lagi tidak enak mainnya, harus bisa mengatasinya. Semua pemain punya cara masing-masing. Kalau saya, jadi mainnya drive dulu, asal masuk dulu, tapi kadang asal masuk pun tidak dapet feel-nya. Tidak gampang, kan?" ucap Hendra yang kini berpasangan dengan Mohammad Ahsan.

Di sektor ganda, tentunya performa seorang pemain akan memengaruhi pasangan mainnya. Hendra mengatakan pemain ganda harus punya komunikasi yang baik dengan pasangan dan tak ragu mengakui jika sedang tidak dalam penampilan terbaik.

"Memang susah, pasti ada pengaruhnya ke partner, tapi kalau bisa tidak berpengaruh, itu baru bagus. Pernah juga kami dua-duanya sama-sama lagi tidak enak mainnya. Kami diskusikan berdua, mau bagaimana ini? Apa main defense dulu? Harus ngomong kalau saya lagi enggak enak nih mainnya," ungkap Hendra.

"Yang penting ngomong sama partner kalau mainnya lagi tidak enak, harus diomongin. Tidak ada rasa sungkan, harus mengakui, jangan gengsi. Kalau partner lagi nggak enak, ya harus dimengerti. Mungkin kami pernah dalam kondisi begitu dan partner bisa memaklumi. Saya juga pernah mati-mati sendiri kan. Pikir positif saja," tutur Hendra Setiawan.

 

2 dari 2 halaman

Bertukar Peran

Kondisi seperti ini membuat Hendra dan Ahsan kadang bertukar peran di lapangan. Hendra yang biasanya bertugas di depan net, tak jarang berotasi ke area belakang lapangan dan Ahsan ke depan.

"Sebelum sama Ahsan, sama Kido juga begitu. Kalau sudah dapet feel-nya bisa balik lagi, tapi kalau sampai akhir pertandingan belum balik bisa sampai akhir ganti peran. Semua balik lagi tergantung kondisi di lapangan," ujar peraih medali emas ganda putra Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido ini.

Hendra mengatakan banyak faktor yang membuat pasangan ganda itu berotasi. Terkadang situasi di lapangan meleset dari apa yang mereka harapkan, sehingga mesti berputar otak untuk mengubah strategi permainan.

Menurut Hendra, inilah yang dikatakan harus dimiliki setiap pemain, yaitu kemampuan mengatur dan mencari jalan keluar jika menghadapi situasi yang sulit di lapangan.