Infrastruktur Bakal Jadi Tantangan Indonesia untuk Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 28 Jun 2019, 18:00 WIB
Pemandangan menakjubkan saat pesta kembang api dalam pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8). (Bola.com/Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - PSSI berencana mengajukan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 bersama dengan Australia. Namun, infrastruktur diyakini bakal menjadi tantangan untuk menggelar pesta akbar sepak bola itu.

Rencana Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 terungkap pada Rabu (26/6/2019). Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, menyebut awalnya PSSI menggandeng Thailand untuk menjadi tuan rumah, tapi Negeri Gajah Putri memilih mundur karena tidak siap.

Advertisement

“Jadi saat meeting AFF pekan lalu di Laos, diputuskan, ketika 2018, PSSI menggandeng Thailand untuk mewakili AFF. Saat itu, Thailand menyatakan kemungkinan tidak siap,” ujar Tisha.

“Kemudian PSSI berdiskusi dengan AFF. Akhirnya, kami memutuskan untuk menggandeng Australia untuk Piala Dunia 2034,” kata Tisha.

Mundurnya Thailand dari rencana tersebut diyakini karena ketidaksiapan dalam bidang infrastruktur. Seperti diketahui, FIFA memang memberikan aturan ketat buat negara yang ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Mengacu kepada syarat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026, FIFA meminta stadion-stadion yang akan menggelar pertandingan minimal berkapasitas 40 ribu.

Jumlah tersebut adalah kapasitas untuk menggelar laga penyisihan grup, babak 32 besar, 16 besar, perempat final, dan perebutan tempat ketiga. Adapun untuk semifinal FIFA menyertakan aturan untuk stadion berkapasitas 60 ribu serta kapasitas 80 ribu untuk laga pembuka dan final.

Adapun saat ini, tidak ada stadion di Indonesia yang berkapasitas 80 ribu. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) saja mengalami penyusutan kapasitas pascarenovasi Asian Games 2018 menjadi 77 ribu.

Adapun untuk stadion berkapasitas 60 ribu Indonesia hanya memiliki Stadion Palaran di Samarinda. Sementara untuk stadion berkapasitas 40 ribu ada enam opsi yang bisa digunakan yakni Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion Utama Riau, Stadion Gelora Sriwijaya, Stadion Si Jalak Harupat, Stadion Papua Bangkit, dan Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh.

Namun, bukan tidak mungkin Indonesia akan memiliki setidaknya stadion berkapasitas 80 ribu untuk Piala Dunia 2034. Mengingat Indonesia juga akan mengajukan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, tentunya akan ada sejumlah renovasi infrastruktur yang bisa dibarengi untuk dua perhelatan level dunia itu.

2 dari 2 halaman

Tempat Latihan dan Akomodasi

Pemain Timnas Indonesia U-22 menggotong gawang usai latihan di Lapangan ABC Senayan, Jakarta, Kamis (14/2). Latihan ini merupakan persiapan terakhir jelang Piala AFF U-22 2019 di Kamboja. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, Indonesia juga harus mampu menyiapkan tempat latihan dan hotel menginap tim peserta.

Jumlah tempat latihan sesuai dengan jumlah peserta, yakni 48 area latihan. Begitu juga dengan hotel yang akan menjadi markas tim peserta yakni 48 hotel. Negara tuan rumah juga harus menyiapkan 1 tempat latihan dan hotel buat markas wasit.

Selain infrastruktur, FIFA juga menuntut pemerintah negara tersebut untuk menyediakan visa secara gratis untuk semua tim, panitia, tanpa adanya diskriminasi. Pemerintah juga harus mampu memberikan jaminan keamanan.