Jakarta, - Amerika Serikat berhasil jadi juara Piala Dunia Wanita 2019 setelah mengandaskan Belanda 2-0 pada partai final yang dimainkan di Parc Olympique Lyonnais, Decines-Charpieu, Minggu malam WIB (7/8/2019).
Baca Juga
Sebelum jadi juara, kelolosan Amerika Serikat ke partai puncak Piala Dunia Wanita 2019 diiringi kontroversi. Selebrasi striker andalan mereka, Alex Morgan, dianggap melecehkan budaya minum teh Inggris.
Mantan penyerang Inggris, Lianne Sanderson, mengecam aksi Alex Morgan. Menurutnya, selebrasi pemain yang kemarin genap berusia 30 tahun itu sama sekali tidak perlu.
"Anda boleh melakukan selebrasi bagaimanapun, tapi saya rasa dilakukan Alex Morgan itu sama sekali tidak pantas dan tidak perlu," ujar Sanderson.
Mendapat kritikan, Morgan membela diri. Ia bergeming, tidak bermaksud melecehkan budaya Inggris.
Menurutnya, selebrasi itu bertujuan untuk membungkam kritik kepada timnya. "Saya merasa, kami melewati rintangan yang tak mudah di turnamen ini dan itulah tehnya," kata Morgan seperti dilansir Mirror.
Selebrasi Morgan di Piala Dunia Wanita 2019 membuatnya masuk daftar pemain yang melakukan selebrasi kontroversial. Berikut tiga pemain yang dimaksud seperti dilansir Sportskeeda.
Sumber: Liputan6.com
Robby Fowler
Robbie Fowler pernah dikecam saat masih bermain bagi Liverpool. Kecaman itu datang setelah Fowler berselebrasi seolah sedang menghirup kokain.
Fowler berselebrasi setelah mencetak gol ke gawang rival sekota Liverpool, Everton pada April 1999. Federasi sepak bola Inggris (FA) mengganjar Fowler dengan larangan bermain dalam empat pertandingan.
Manajer Liverpool, Gerard Houlier, sempat membela Fowler. Ia menilai Fowler berselebrasi seolah sedang memakan rumput. Namun, Fowler sendiri meminta maaf atas tindakannya tersebut.
"Saya menyadari itu sangat ofensif dan saya sangat menyesalinya," ujar Fowler seperti dilansir Independent.
Paolo Di Canio
Saat masih bermain, Paolo Di Canio dikenal sebagai salah seorang pemain eksentrik. Namun, pria asal Italia itu pernah dikecam ketika berselebrasi saat membela Lazio pada musim 2005.
Di Canio berselebrasi dengan mengangkat tangan menirukan salam fasis Nazi Jerman. Pria yang juga pernah membela West Ham United ini pun dituding mendukung rasisme.
Di Canio membantah tudingan itu. Namun, ia justru bangga mengaku sebagai pendukung fasisme.
Akibat aksi kontroversialnya ini, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) memberi hukuman larangan bermain di satu pertandingan bagi Di Canio. Bukan hanya itu, Di Canio juga didenda tujuh ribu euro.
Nicolas Anelka
Selebrasi serupa Paolo Di Canio pernah pula dibuat mantan bomber Arsenal, Nicolas Anelka. Ini terjadi ketika Anelka membela West Bromwich Albion di musim 2013.
Setelah mencetak salah satu gol, Anelka dituding berselebrasi dengan menirukan salam Quenelle yang lekat dengan anti-semit dan Nazi Jerman. Sahabat Anelka, M'bala M'bala, membantah hal tersebut.
Namun, bantahan itu tak cukup menahan hukuman dari FA. Pria asal Prancis itu dihukum larangan lima pertandingan dan denda 80 ribu.
Selebrasi Anelka tak hanya berdampak kepada dirinya. West Brom kala itu harus kehilangan sponsor karena sang pemilik beragama Yahudi.