Bola.com, Surabaya - Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, meminta kepada Bonek untuk tidak memaksa datang ke Sleman. Hal ini terkait keputusan panpel PSS Sleman yang tidak memberi kuota tiket untuk suporter Persebaya.
Kedua tim dijadwalkan berjumpa dalam pekan kedelapan Shopee Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (13/7/2019). Warga sekitar stadion merasa resah jika Bonek datang ke Sleman, sehingga melahirkan keputusan itu.
Bonek biasanya tetap memaksa datang ke sana, meski dilarang. Kebanyakan oknum Bonek, sekelompok orang berseragam hijau dengan identitas Persebaya, malah tetap datang, meski dengan tujuan tidak menonton Persebaya.
"Keputusan sudah diambil dan panpel PSS sudah tidak memberikan kuota. Takutnya, sudah dilarang datang malah ada kejadian di luar (stadion). Saya mengimbau kepada Bonek untuk tidak memaksa datang," kata Djadjang.
"Mohon menerima dan jangan bikin masalah karena masalah akan berdampak kepada semuanya, termasuk Persebaya sendiri," imbuh pelatih yang akrab disapa Djanur itu.
Kali ini penolakan sebenarnya terjadi bukan dari suporter PSS. Suporter kedua klub itu tidak ada masalah dan bahkan menjadi hubungan persaudaraan selama ini. Diduga, warga sekitar stadion melihat Bonek sebagai sekelompok suporter dengan citra buruk.
Bonek padahal secara umum sudah banyak berubah dan melakukan aksi mulia. Di antaranya aksi mendonasikan boneka kepada pasien anak-anak penderita kanker. Lalu, ada sekelompok Bonek mendirikan panti asuhan.
Oknum Bonek yang dimaksud oleh warga sekitar stadion diduga sekelompok orang yang estafet dengan menumpang truk atau kendaraan bak terbuka dari Jawa Timur.
Biasanya mereka berasal dari luar Surabaya dan tidak hafal yel Bonek, bahkan kerap bingung menjawab Salam Satu Nyali khas Persebaya. Mereka juga tidak berniat membeli tiket pertandingan, melainkan hanya ikut meramaikan suasana pertandingan di luar stadion.