Bola.com, Jakarta - Shopee Liga 1 2019 sarat kejutan. Di awal musim, tim-tim tradisional langganan juara kompetisi kasta elite Tanah Air tercecer di paoan bawah.
Tak ada yang menduga, pengoleksi lima gelar kompetisi kasta tertinggi, Persipura Jayapura nangkring di posisi dua terbawah klasemen sementara hingga pekan ke-8 kompetisi. Demikian pula juara bertahan Liga 1, Persija Jakarta yang tertatih-tatih di posisi 15. Atau Persib Bandung yang terhihuyung di posisi 13.
Baca Juga
Klub elite lainnya, Arema FC dan PSM Makassar terlihat kesulitan menembus persaingan lima besar. Keduanya masih nyantel di papan tengah.
Padahal, klub-klub yang disebut di atas jadi unggulan memenangi trofi Shopee Liga 1 2019.
Walau memang terlalu dini menyebut mereka kehilangan kesempatan untuk menjadi juara. Kompetisi masih panjang, apapun bisa terjadi.
Tengok saja Liga 1 2018 lalu. Persija yang akhirnya jadi kampiun, hingga putaran pertama berakhir tak pernah masuk jajaran tiga besar teratas. Performa Macan Kemayoran baru menanjak begitu putaran kedua.
Persib yang saat itu seperti tak tersentuh pada putaran pertama, posisinya melorot pada pengujung musim. Status Maung Bandung yang terusir dari Kota Kembang karena kasus kematian suporter Persija, membuat jawara Indonesia Super League 2014 itu kehilangan magi.
Pencapaian sejumlah klub berstatus underdog di pentas Shopee Liga 1 2019 layak diapresiasi. Semangat juang mereka untuk merusak konstelasi persaingan juara membuat kompetisi terasa lebih hidup.
Bola.com melihat setidaknya ada empat klub kuda hitam yang berdaya ledak tinggi musim ini. Salah satunya amat mungkin jadi penantang juara yang tak mudah untuk ditumbangkan. Simak ulasan di bawah ini:
Tira Persikabo
PS Tira Persikabo jadi pemuncak klasemen? Ya, realita itu yang tersaji hingga pekan ke-8 Shopee Liga 1 2019. Sebuah kejutan yang sensasional di awal musim.
Tak ada pengamat yang menghitung klub asuhan Rahmad Darmawan bakal nangkring di papan atas. Selain tak punya tradisi juara, klub yang dulu bernama Persiram Raja Ampat tersebut beberapa musim terakhir jadi pelanggan papan bawah.
Uniknya, jelang Shopee Liga 1 2019 klub milik Yayasan TNI AD tersebut tak melakukan aktivitas belanja pemain yang jorjoran.
Harus diakui, sosok Rahmad Darmawan jadi penentu kesuksesan Tira Persikabo.
RD merupakan pelatih lokal sarat reputasi. Ia telah malang melintang di berbagai klub elite. Mulai dari Persipura Jayapura, Sriwijaya FC, Persebaya Surabaya, dan Arema FC. Ia selama ini dikenal salah satu pelatih bergaji paling mahal.
Banderol RD meroket seiring rentetan prestasi yang dibukukan pelatih asal Lampung itu. Ia juara kompetisi kasta elite bersama Sriwijaya FC (2007-2008) dan Persipura (2005). Bahkan sang mentor sempat melanglang-buana berkarier di negeri tetangga Malaysia, T-Team Trengganu pada periode 2016-2017.
RD sempat menukangi Timnas Indonesia U-23 dengan sajian prestasi runner-up SEA Games 2011 dan 2013. Tak banyak pelatih lokal bisa sukses di level Tim Merah-Putih.
Memang pasca pulang dari Negeri Jiran Rahmad seret prestasi. Musim lalu ia gagal menyelamatkan Mitra Kukar dari jerat degradasi. Di paruh pertama Liga 1 2018, RD gagal menstabilkan performa Sriwijaya FC yang bertabur bintang di jajaran papan atas.
Lepas dari hal tersebut RD, yang pernah aktif berdinas di Kesatuan TNI AL, adalah pelatih berkualitas. Ia terbiasa menghadapi tekanan laga-laga berat.
Tira Persikabo beruntung bisa menggaetnya. Mereka butuh pelatih berkarakter untuk membentuk permainan tim yang seperti tak memiliki identitas tiga tahun terakhir.
Namun, sukses Tira Persikabo di awal musim ini belum teruji. Kelihaian Rahmad menjaga kebugaran starting eleven yang ia miliki bakal sangat menentukan. Kelemahan paling mencolok Tira Persikabo ada di kedalaman skuat. Materi pemain inti dengan cadangan mereka agak jomplang.
Madura United
Madura United tim bertabur bintang masuk kategori kuda hitam? Realitasnya seperti itu, walau punya komposisi skuat mengilap, tim asuhan Dejan Antonic tak pernah dihitung sebagai tim besar.
Klub yang membeli lisensi klub Pelita Jaya tersebut beberapa musim terakhir jadi penghuni tetap jajaran papan atas, namun selalu terpeleset di momen-momen krusial sehingga gagal juara.
Madura United jadi semifinalis di ajang Piala Indonesia 2018 dan Piala Presiden 2019. Pencapaian yang menegaskan klub milik politisi, Achsanul Qosasih, punya potensi jadi tim yang disegani.
Belajar dari rentetan kegagalan tersebut, MU melakukan persiapan matang menyongsong Shopee Liga 1 2019. Langkah awal dilakukan manajemen mendatangkan Dejan Antonic sebagai pelatih kepala. Nakhoda asal Serbia tersebut musim lalu menukangi Borneo FC.
Selanjutnya, Madura United memboyong bintang-bintang top layaknya Andik Vermansah, Aleksandar Rakic (top scorer Liga 1 2018), Alberto Goncalves, Jaimerson Da Silva, serta Zulfiandi.
Dengan kekuatan skuat yang mumpuni Madura United terlihat mapan di awal musim ini. Saat ini mereka nangkring di jajaran tiga besar klasemen, dan menjadi tim yang belum terkalahkan bareng Tira Persikabo hingga pekan ke-8.
Jika bisa menjaga stabilitas tim hingga akhir musim, bukan hal yang mustahil MU bakal jadi kampiun. Dibanding pesaing, Laskar Sapeh Kerrab, kaya pemain berkelas sehingga Dejan tak kelimpungan menghadapi situasi banjir cedera dan hukuman kartu. Lihat saja saat ini saat gelandang serang, Zah Rahan, cedera berat performa MU tetap stabil.
PSS Sleman
Berstatus juara Liga 2 2018, PSS Sleman melenggang ke kompetisi kasta tertinggi musim ini dengan kepercayaan diri tinggi. Tapi tentu tidak ada yang menyangka jika tim asuhan Seto Nurdiyantoro bisa menembus jajaran lima besar klasemen.
Banyak pengamat menganalisis PSS paling mentok bakal anteng di jajaran papan tengah. Prakiraan yang wajar, karena dibanding klub-klub lain Tim Elang Jawa terhitung lambat melakukan peremajaan skuat.
Mengandalkan mayoritas pemain eks Liga 2, PSS diragukan bakal berbicara banyak di Shopee Liga 1 2019 yang dikenal persaingannya amat ketat.
Nyatanya Jajang Sukmara dkk. yang kuat kolektivitas mencuat jadi kekuatan baru di persaingan level atas Liga 1.
Dua klub elite, Arema FC dan Persebaya Surabaya jadi korban keganasan anak-anak PSS. Tim Singo Edan tanpa ampun digasak 3-1 di laga pembuka kompetisi. Sementara Persebaya dikalahkan 2-1 di pekan ke-8 akhir pekan lalu.
Namun, para pemain PSS jangan terbuai mimpi dulu. Mereka wajib menjaga konsentrasi hingga akhir pekan. Persaingan masih panjang. Kedalaman skuat jadi momok bagi Seto Nurdiyantoro. Saat pemain-pemain penting tumbang PSS diyakini bakal oleng.