Milomir Seslija Tak Ingin Arema Disorot Hanya dari Lini Depan

oleh Iwan Setiawan diperbarui 16 Jul 2019, 10:30 WIB
Pemain Arema, dari kiri ke kanan: Jayus Hariono, Alfin Tuasalamony, Ahmad Alfarizi dan Hendro Siswanto. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Pelatih Arema, Milomir Seslija, memberikan komentar berbeda dari biasanya menjelang pertandingan melawan Perseru Badak Lampung FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Selasa malam (16/7/2019).

Milo tidak ingin banyak pihak dan media terlalu menyorot perkembangan trisula lini depan Arema, yang dihuni Dendi Santoso, Sylvano Comvalius, dan Dedik Setiawan.

Advertisement

Ia menilai kebangkitan Singo Edan tidak hanya karena tiga pemain tersebut. melainkan performa secara tim yang terus membaik.

"Orang selalu menyorot tentang proses gol dan siapa yang mencetaknya. Padahal, sepak bola bukan hanya itu. Di tim ini ada pemain lain yang bekerja keras menghalau serangan lawan, seperti Jayus Hariono, Hendro Siswanto, dan pemain bertahan lainnya. Jadi, jangan diabaikan peran mereka," jelas pelatih asal Bosnia itu.

Media selalu mengupas tentang performa Comvalius yang berubah peran jadi raja assist Arema belakangan ini. Begitu juga dengan Dedik, yang sementara ini jadi pemain lokal tersubur di Liga 1 2019 dengan lima gol.

2 dari 2 halaman

Jasa Pemain Bertahan

Hamka Hamzah saat bersdiskusi dengan pelatih Arema FC, Milomir Seslija. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Hal itu memang patut diapresiasi. Tetapi, Milo tidak ingin melupakan jasa pemain bertahannya karena kesuksesan mencetak gol dan memetik kemenangan juga berkat pemain yang sukses menghalau serangan lawan.

Apalagi di pertandingan sebelumnya melawan Semen Padang (12/7/2019), untuk kali pertama gawang Arema tidak kebobolan. Milo sangat berterima kasih kepada sistem pertahanan yang dibangun anak buahnya, karena jika mereka kebobolan, tentu Arema tidak bisa pulang dengan kemenangan.

Sistem pertahanan ini yang ingin diulangi ketika menghadapi Badak Lampung. Bukan lantas Arema akan main bertahan, namun bagaimana agresivitas pemain ketika merebut bola dari kaki lawan, seperti yang dilakukan Hendro Siswanto dkk. sejak dari lini tengah.