Bola.com, Surabaya - Sepak bola Indonesia tidak hanya mampu memikat warga lokal. Sebastien Loius, menjadi bukti bahwa warga negara asing juga ikut menikmati sepak bola di republik ini.
Pria asal Prancis itu kali pertama mendatangi Indonesia pada 2017. Niatnya hanya satu, yakni menyaksikan pertandingan sepak bola Indonesia. Saat itu, dia datang ke Sleman untuk menonton pertandingan PSS Sleman serta aksi suporter fanatiknya, Brigata Curva Sud atau BCS.
BCS memang mampu memukau pecinta sepak bola dunia lewat aksi mereka dengan koreo yang kreatif. Tayangan video di youtube juga membuat pecinta sepak bola Eropa datang ke Indonesia, termasuk Sebastien.
“Saya sudah lupa saat itu PSS melawan tim mana. Tapi, saya ingat PSS masih bermain di kompetisi kasta kedua. Aksi Brigata Curva Sud sangat menarik perhatian, dan saya berjumpa banyak orang Eropa yang tertarik pada suporter satu ini,” kata Sebastien kepada Bola.com belum lama ini.
“Yang membuat saya penasaran adalah kalimat bahasa Italia yang menghiasi yel-yel dan chants BCS. Saya tidak habis pikir bagaimana ada suporter di Asia bisa menggunakan bahasa dari Eropa sebagai dukungan untuk timnya,” imbuh pria berusia 42 tahun itu.
Selama ini, BCS memang dikenal sebagai suporter yang kerap menggunakan yel-yel berbahasa Italia saat mendukung PSS. Sleman kemudian mendapat julukan baru yaitu “Kabupaten Italia” dari para suporter klub lain untuk menggambarkan betapa kental kesan Italia yang dibangun BCS.
Di sisi lain, Sebastien adalah seorang yang fasih berbahasa Italia, selain Prancis yang merupakan bahasa ibunya. Dia lahir dari Varese, sebuah kota kecil di Italia yang berbatasan dengan Milan. Meski berpaspor Prancis, Sebastien menghabiskan masa kecilnya di Italia.
Latar belakang Sebastien berikut ini membawanya menelurusi sepak bola Indonesia.
Jurnalis Lepas
Sebastien sebenarnya merupakan seorang pengajar di universitas di Luksemburg. Ia menyelesaikan pendidikan, mulai sarjana, magister, dan dokter, di Universitas Perpignan, kampus kecil di Prancis yang hanya berjarak sekitar 100 km dari Barcelona.
Sebastien mengaku sebagai seorang sejarawan, mengingat pendidikan formalnya sejak sarjana hingga dokter ditempuh pada bidang itu. Tapi, kecintaannya pada sepak bola tidak dapat dihilangkan begitu saja.
Dia menjadi jurnalis lepas untuk sebuah media olahraga ternama di Prancis, yaitu Onze Mondial. Dia juga ikut mengisi konten di Gazzetta Ultras, sebuah media Prancis yang banyak membahas soal suporter sepak bola seluruh dunia.
Sejak 2017, dia sudah mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia. Di antaranya Jakarta, Bali, Surabaya, Pamekasan, Malang, hingga Lamongan.
Selama Juli 2019, dia menyaksikan duel antara Madura United kontra PSM Makassar di Stadion Gelora Madura, Pamelingan, Pamekasan, Minggu (7/7/2019). Duel itu merupakan laga leg kedua semifinal Piala Indonesia 2018.
Di Liga 1 2019, dia menonton sekaligus meliput aksi Bonek saat Persebaya berlaga dan menjamu Barito Putera. Duel laga tunda itu berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (9/7/2019).
“Selalu menyenangkan buat saya bisa menyaksikan hasrat besar dari suporter mendukung tim kebanggaan. Cara yang dipakai oleh suporter di sini hampir mirip dengan Italia yang punya fanatisme besar juga,” ungkap Sebastien.
Buku Ultras: Les Autres Protagonistes du Football
Sebastien menulis sebuah buku dalam bahasa Prancis yang berjudul “Ultras: Les Autres Protagonistes du Football” pada 2017.
Buku itu juga diterjemahkan ke bahasa Italia menjadi “Ultras: Gli Altri Protagonisti del Calcio” belum lama ini. Dalam bahasa Indonesia, judul diartikan sebagai “Ultras: Aktor Protagonis Sepak Bola Lainnya”.
Latar belakangnya sebagai seorang akademisi sekaligus jurnalis membuatnya memiliki kemampuan untuk mengabadikan momen berharga yang dialaminya dalam dunia sepak bola. Dalam buku itu, dia menceritakan “ultras” sebagai sebuah istilah penting dalam sepak bola Eropa.
Rasa takjub Sebastien pada suporter sepak bola Indonesia juga tidak akan terlewatkan begitu saja. Dia tidak ingin semua yang dilihat dan dialaminya hanya berlalu tanpa pernah menjadi cerita dalam goresan tinta.
“Saya sudah melihat banyak suporter luar biasa di Indonesia. Ada Viking, Jakmania, BCS, Bonek, termasuk Arema juga di Malang. Mereka semua memberi tahu dunia cara mendukung tim dengan kreativitas,” ucap Sebastien.
“Saya memiliki niat untuk menulis fan sepak bola di Indonesia. Saya pikir itu topik yang menarik untuk dibahas. Jadi, sambil menjelajahi sepak bola di sini, saya akan melakukan riset dan mencoba menulisnya dan menjadi buku,” imbuhnya.