Cerita di Balik Ban Kapten Persela yang Melingkari Lengan Eky Taufik

oleh Aditya Wany diperbarui 24 Jul 2019, 05:45 WIB
Eky Taufik, pemain Persela. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Lamongan - Ban kapten Persela Lamongan sempat melingkar di lengan beberapa pemain selama pramusim 2019. Stoper Arif Satria ditunjuk menjadi kapten Persela untuk musim ini pada laga-laga awal Shopee Liga 1 2019. Namun, kini pemain yang berbeda mengemban tugas itu.

Eky Taufik mulai menjadi kapten tim Persela Lamongan saat menjamu Persija Jakarta pada 22 Juni 2019, saat masih ditangani Aji Santoso. Ban kapten tak berpindah ke lengan lain, meski kursi pelatih kini diduduki Nilmaizar.

Advertisement

"Memang awalnya coach Aji yang menunjuk saya jadi kapten. Saat itu, Arif Satria beberapa kali absen. Setelah Arif tampil pun, saya tetap ditunjuk sebagai kapten. Saya sebenarnya tidak siap dan masih ragu," kata Eky Taufik kepada Bola.com, Selasa (23/7/2019).

"Tapi, kondisinya membuat saya harus menerima jabatan ini. Manajemen sebenarnya tidak ikut dalam penunjukan. Coach Nilmaizar sendiri kemudian meminta saya untuk tetap jadi kapten dan saya harus menjalaninya sampai sekarang," ungkap pemain asli Sragen itu.

Eky dianggap figur paling cocok untuk menjadi pemimpin pemain Laskar Joko Tingkir saat ini. Statistik dan latar belakangnya sangat mendukung. Dia merupakan pemain terlama yang membela Persela dalam skuat saat ini.

Eky mengawali karier di Lamongan dengan gabung Persela U-21. Selama dua musim, pada 2011 dan 2012, menjadi aktor kunci yang mengantarkan Persela menjuarai ISL U-21. Pemain berusia 28 tahun itu bahkan menjadi kapten Persela U-21 saat ISL U-21 2012.

Setelah itu Eky mulai bergabung dengan Persela senior dan menjalani debut profesional. Pemain yang bisa menempati posisi bek kiri dan kanan itu tak pernah pindah dari klub asal Kota Soto itu sampai sekarang.

"Saya tahu, saya termasuk pemain yang lama berada di klub ini. Tapi, saya justru merasa belum punya pengalaman yang cukup, meski saya pernah jadi kapten Persela U-21," ujar Eky.

"Saya sempat menyerahkan ban kapten kepada Birrul Walidain (bek kanan Persela Lamongan). Dia punya latar belakang yang lebih sesuai, apalagi putra asli Lamongan. Tapi, dia menolak. Jadi, saya sekarang harus siap dan menerima ini," imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Kapten Legendaris Persela

Pemain Persela bersama suporter melakukan penghormatan usai laga melawan Bhayangkara FC di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jumat (27/10). Choirul Huda meninggal dunia, Minggu (15/10). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Eky kini menjadi pemain inti dan andalan Persela. Kemampuannya yang bisa diturunkan sebagai bek kiri dan kanan membuatnya punya peranan penting. Dia kini bahkan menjadi satu-satunya pemain yang selalu tampil untuk Persela dalam 10 pekan di Liga 1 2019.

Jabatan kapten tim Persela selama ini kerap dianggap menjadi beban. Sebab, klub yang berdiri pada 1967 itu memiliki sosok legendaris pada mendiang penjaga gawang Choirul Huda.

Huda telah menjadi sosok yang dihormati dengan statusnya sebagai putra asli Lamongan dan tercatat hanya membela Persela semasa menjadi pemain. Dia meninggal akibat insiden tabrakan yang dialaminya saat bertanding untuk Persela pada 15 Oktober 2017.

Secara terpisah, Nilmaizar mengaku melihat jiwa kepemimpinan yang kuat pada Eky. Pelatih asal Sumatra Barat itu yakin Eky bisa meneruskan tugas yang pernah diemban oleh Choirul Huda.

"Tidak mudah menjadi pemain sekaligus pemimpin di tengah lapangan. Kapten tim harus menjadi sosok yang memotivasi dan dihormati oleh rekan-rekannya. Saya melihat itu pada Eky. Dia pemain senior yang sangat cocok menjadi pemimpin di tim ini dan itu penting," ujar Nilmaizar.