Bola.com, Jakarta - Chief Executive Officer Persija Jakarta, Ferry Paulus, menanggapi keputusan Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan yang menjatuhkan hukuman 18 bulan penjara untuk mantan Ketua PSSI, Joko Driyono, Selasa (23/7/2019).
"Saya tidak mau berkomentar banyak. Ini memprihatinkan, menyedihkan kalau bicara soal hati nurani," kata Ferry.
"Tapi, kalau mendengar putusan tidak terbukti ada kaitannya dengan pengaturan skor dan lain-lain, itu menjadi poin yang baik untuk kami, pelaku sepak bola. Hanya perusakan," imbuh Ferry.
Majelis Hakim PN Jakarta Selatan, Kartim Haeruddin, memutuskan Joko Driyono bersalah karena melanggar pasal 235 jo pasal 233 jo dan pasal 55 ayat 1 kedua.
Pria asal Ngawi, Jawa Timur itu dinyatakan bersalah karena melakukan tindak pidana mengajak orang untuk merusak, membuat tidak dapat pakai lagi, menghilangkan barang-barang yang digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan sesuatu di muka hukum.
"Mengadili, menyatakan terdakwa terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan alternatif kedua subsider," tutur Kartim saat membacakan vonis di PN Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).
"Majelis berpendapat bahwa terdakwa terbukti menggerakkan orang untuk merusak atau menghilangkan atau membuat tidak dapat dipakai barang bukti yang diambil dengan menggunakan anak kunci palsu," katanya saat membacakan amar putusan kasus Joko Driyono.
Haruna Sebut Pengaturan Skor Tidak Terbukti
Haruna Soemitro selaku Manajer Madura United mengatakan tuduhan banyak pihak terkait peran Joko Driyono mendalangi pengaturan skor tidak terbukti. Eks CEO PT Liga Indonesia (LI) itu disebutnya hanya tergelincir dalam suatu kasus.
"Semua yang didakwakan dengan kaitannya match fixing tidak terbukti dan apa yang selama ini jadi prediksi sebagian orang terbantahkan," imbuh Haruna.
"Kemudian, Pak Joko Driyono ini hanya terpeleset kulit pisang seperti ini, menyedihkan. Bagi saya, Pak Joko ini ibarat berjalan terpeleset kulit pisang dan akhirnya jatuh sakit."
"Mudah-mudahan karena ini bagian dari fakta hidup, pelajaran yang harus kami hadapi," tuturnya.