Liverpool dan Chelsea, Siapa yang Lebih Serius Ingin Juara Piala Super Eropa?

oleh Harley Ikhsan diperbarui 15 Agu 2019, 01:18 WIB
UEFA Super Cup - Liverpool Vs Chelsea (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta - Gengsi Inggris hadir saat Liverpool meladeni Chelsea pada Piala Super Eropa 2019 di Vodafone Park, Rabu (14/8/2019) atau Kamis dini hari WIB.

Kedua klub akan mati-matian memenangkan pertandingan nanti. Manajer Liverpool Jurgen Klopp sudah menekankan itu jauh hari sebelum pertandingan.

Advertisement

Dia tidak ingin anak asuhnya puas hanya memenangkan Liga Champions 2018/2019. Sosok berkebangsaan Jerman ini ingin The Reds menggunakan capaian tersebut sebagai modal untuk terus memburu prestasi di masa depan.

"Kami harus terus lapar dan memenangkan gelar sebanyak mungkin. Piala Super Eropa salah satunya. Ini adalah gelar penting karena melibatkan tim juara," tegas Klopp, dilansir situs resmi UEFA.

Kubu Chelsea menekankan hal serupa. Manajer Frank Lampard berambisi membungkam berbagai pihak yang mengkritik usai menderita kekalahan 0-4 dari Manchester United pada pekan pembuka Liga Inggris, sekaligus membuktikan kapasitas mampu diberi kepercayaan menangani The Blues.

Ini adalah pekerjaan pertama Lampard di level tertinggi, setelah menangani Derby County di Divisi Championship musim lalu.

"Tidak mudah ikut Piala Super Eropa. Maka ketika tampil, kami mesti berusaha keras memenangkannya," ujar Lampard. "Kami berkesempatan merebut gelar di awal musim. Itu akan jadi start bagus dan menambah kepercayaan diri kami menjalani kampanye panjang dan berat."

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Fungsi Prestasi di Level Internasional

UEFA Super Cup - Liverpool Vs Chelsea Logo (Bola.com/Adreanus Titus/Faris Kholid)

Semangat Liverpool dan Chelsea di Piala Super Eropa kali ini berbeda dari kesempatan sebelumnya. Klub Inggris kerap meremehkan kompetisi alternatif dan hanya menekankan Liga Champions.

Tidak hanya klub, pers Inggris juga menganggap Liga Europa (dulu Piala UEFA), Piala Winners (ketika masih dipertandingkan), Piala Super Eropa, hingga Piala Dunia Antarklub, sebagai turnamen 'pengganggu'. Liga Champions dan Liga Inggris lebih diagungkan.

Perilaku tersebut tidak terhindari seiring meningkatnya prestise Liga Champions dan hadiah besar yang tersedia di sana. Begitu pula uang berlimpah dari Liga Inggris hasil penjualan hak siar televisi, serta kebanggaan klub menjuarai kompetisi yang mereka klaim sebagai liga terbaik di dunia.

Namun seiring waktu pandangan itu terkikis. Klub Inggris tidak lagi memandang sebelah mata kompetisi lain. Liga Europa contohnya. Klub kini memburu gelar karena ajang tersebut menyediakan tiket Liga Champions. Semangat Manchester United (2017) dan Chelsea (2018) membuktikannya.

Sementara Piala Super Eropa menawarkan prestasi di level internasional, yang otomatis mendongkrak reputasi klub. Hal itu penting bagi klub di era modern, dalam upaya meningkatkan awareness publik yang nantinya berujung ke sisi komersial.

Sederhananya, semakin sukses klub, semakin banyak orang sadar akan keberadaan mereka. Klub berpotensi menerima pendapatan ekstra dari penjualan tiket atau merchandise. Pihak ketiga alias sponsor pun mendekat karena ingin mendapat publikasi atau diasosiasikan dengan kesuksesan klub yang bersangkutan.

 

Sumber asli: UEFA

Disadur dari: Liputan6.com (Harley Ikhsan/Edu Krisnadefa, published 14/08/2019)