Bola.com, Surabaya - Manajemen Persebaya Surabaya tengah menjadi sorotan Bonek. Hal itu tidak terlepas dari hasil buruk Bajul Ijo setelah digasak 0-4 oleh Arema FC dalam Derbi Jatim, Kamis (15/8/2019).
Kekalahan itu sangat memalukan mengingat Arema merupakan rival abadi Persebaya. Bonek sempat menduduki kantor Persebaya dan menuntut perombakan jajaran manajemen agar tim bisa bangkit.
Presiden Persebaya, Azrul Ananda, menemui Bonek. Dia juga mengadakan konferensi pers di Nur Pacific, Surabaya, Jumat (16/8/2019), dan menyatakan keinginan Bonek sulit diwujudkan.
"Memang ada tuntutan untuk melakukan perombakan di manajemen. Tapi sejarah menunjukkan sudah banyak contohnya, perubahan yang dilakukan secara mendadak dan emosional tidak akan menyelesaikan masalah," ujar Azrul.
Sorotan Bonek sebenarnya mengarah kepada dua sosok yang dianggap berpengaruh terhadap kehancuran Persebaya. Keduanya adalah manajer Candra Wahyudi dan media officer Nanang Prianto.
Pada Kamis malam, beredar foto KTP dua orang tersebut. Candra, meski kelahiran Bojonegoro, merupakan pria yang berdomisili di Malang. Lalu, Nanang juga lahir Malang.
Azrul memberikan pembelaan terhadap dua anak buahnya itu. Dia menilai beredarnya KTP dua orang di tubuh manajemen Persebaya dengan status "orang Malang" tidak bisa menjadi alasan pemecetan.
"Tidak menutup kemungkinan orang Malang juga cinta Persebaya, kita tahu orang sana (Malang) juga ada yang cinta Persebaya. Bahkan orang Malang pun bisa juga jadi Bonek," imbuhnya.
"Kalau memang ada yang salah dengan tim ini saya yang harus disalahkan, jangan anak buah saya. Sebab saya yang CEO Persebaya Surabaya," imbuh pria kelahiran Samarinda tersebut.
Foto dengan Atribut Arema
Masalahnya, beredar pula foto Candra dengan mengenakan atribut Arema. Dia terlihat memakai kerpus berwarnai biru dengan tulisan klub asal Malang itu. Diduga, foto itu diambil dari akun Facebook.
Sayang, Azrul tidak menjelaskan status Candra soal foto itu. Bonek kini menganggap Candra sebagai Aremania yang telah menjadi manajer Persebaya Surabaya. Mereka juga masih menuntut pria berusia 42 itu mundur dari jabatannya.