Bola.com, Jakarta - Persija Jakarta menjamu PSM Makassar pada laga tunda pekan ketujuh Shopee Liga 1 2019 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu (28/8/2019). Laga ini menjadi panggung adu kecerdikan dua pelatih demi sebuah gengsi.
Pertandingan ini menjadi pertemuan ketiga Persija Jakarta dan PSM Makassar sepanjang 2019. Dua laga sebelumnya, kedua tim dipertemukan di final Piala Indonesia 2018 yang dimenangi PSM dengan agregat 2-1.
Persija dan PSM sama-sama diasuh pelatih cerdik. Persija diracik entrenador asal Spanyol, Julio Banuelos, sedangkan PSM dikomandoi pelatih asal Bosnia, Darije Kalezic.
Bicara rapor, keduanya cukup berimbang, di mana Banuelos berhasil membantu Persija menang pada leg pertama dan Kalezic juga membantu PSM memenangi duel kedua di Makassar. Namun, kedua pelatih belum benar-benar menunjukkan kualitasnya di Liga 1 secara maksimal.
Hal itu terjadi karena Persija dan PSM sama-sama memiliki banyak laga tunda. Macan Kemayoran baru bermain 12 kali, sedangkan Juku Eja baru bermain 11 kali dari total 16 laga yang seharusnya dimiliki tim lain.
Minimnya jumlah pertandingan yang baru dimainkan oleh Persija dan PSM terjadi karena kedua tim musim ini bermain di Piala AFC 2019. Beberapa kali PT Liga Indonesia memberi kelonggaran untuk menunda pertandingan agar keduanya bisa fokus di kompetisi kasta kedua Asia itu.
Selain itu, penyebab banyaknya laga tunda yang dimiliki kedua tim terjadi karena mereka sama-sama melangkah jauh di Piala Indonesia 2018. Persija dan PSM akhirnya bertemu di final yang membuat beberapa laga harus dikorbankan demi memberi kelonggaran pada mereka.
Lantas, seperti apa sebenarnya kualitas kedua juru taktik kedua tim? Berikut ini penjabaran kualitas dari pelatih Persija Jakarta dan PSM Makassar versi Bola.com.
Julio Banuelos Bertumpu kepada Sayap
Julio Banuelos tak sejak awal memimpin Persija Jakarta. Eks asisten pelatih Luis Milla itu dipercaya menukangi Persija mulai Juni 2019 karena menggantikan Ivan Kolev yang mundur.
Bersama Banuelos, Persija meraih dua kemenangan, enam kali imbang, dan sekali kalah. Jadi, bisa dibilang Persija belum maksimal bersama Banuelos.
Bicara kualitas dan gaya permainan, Banuelos selalu mengandalkan lini sayap Persija yang dihuni pemain dengan kecepatan. Persija biasanya mengandalkan build up dari lini belakang dan tengah, kemudian diarahkan langsung ke sayap kiri dan kanan.
Para pemain sayap lincah yang dimiliki Persija kemudian melakukan umpan silang ke Marko Simic. Sangat jarang sekali Persija membangun serangan dari sektor tengah.
Darije Kalezic Lebih Bervariatif
Sementara itu, Darije Kalezic juga belum terlalu maksimal bersama PSM. Di Liga 1, Kalezic baru mampu memberikan enam kemenangan, sekali imbang, dan lima kali kalah.
Uniknya, semua hasil minor itu dilalui PSM ketika bermain di kandang lawan. Hal ini membuat kualitas Kalezic dalam membenahi mental pemainnya dipertanyakan.
Adapun untuk urusan strategi, Kalezic ternyata lebih variatif dalam membangun serangan. Kalezic memperkerjakan semua sektor untuk bisa menekan lawan.
Namun, PSM terlihat memiliki ketergantungan pada Marc Klok dan Wiljan Pluim di lini tengah. Permainan Juku Eja akan terasa berbeda kalau salah satu dari kedua nama tersebut absen.