PSSI Mengimbau Suporter Timnas Indonesia Jadi Tuan Rumah yang Baik

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 04 Sep 2019, 14:00 WIB
Kelompok suporter Malaysia yang tergabung dalam Ultras Malaya menyerukan reformasi di FAM. (AFP/Mohd Rasfan)

Bola.com, Jakarta - Deputi Sekjen PSSI, Marshal Masita meminta pendukung Timnas Indonesia dan Malaysia untuk menjaga keamanan saat mendukung tim kesayangan masing-masing.

Pihaknya menyediakan kuota sebanyak 3.500 tiket untuk suporter tim tamu pada pertandingan kontra Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada partai pertama Grup G putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, Kamis (5/9/2019), tersebut.

Advertisement

"Kami meminta agar pendukung Malaysia berhati-hati. Kami akan tetap mengamankan," kata Marshal kepada wartawan.

Dari 3.500 tiket yang disediakan, Marshal masih belum tahu total pendukung Malaysia yang akan datang ke Jakarta.

"Kami belum mendapat kabar mengenai jumlah suporter Malaysia yang bakal hadir di SUGBK," tutur Marshal.

"Tapi intinya, mereka akan aman. Apalagi kami kan serumpun. Persaingan hanya 90 menit. Kami harus baik saat mereka di sini," jelasnya.

PSSI juga meminta kepada suporter Timnas Indonesia untuk fokus mendukung tim secara sportif.

2 dari 2 halaman

Jaga Nama Baik Negara

Bendera Merah Putih dikibarkan suporter saat menyaksikan laga Timnas Indonesia U-19 melawan Chinnese Taipei pada penyisihan Grup A Piala AFC U-19 2018 di Stadion GBK, Jakarta, Kamis (18/10). Indonesia unggul 3-1. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Marshal juga meminta suporter Timnas Indonesia untuk tidak berperilaku negatif saat memberikan dukungan. Apalagi, perwakilan FIFA bakal turut mengawasi pertandingan tersebut.

"Khusus pertandingan nanti, FIFA mengirimkan security officer. Mereka tahu laga nanti cukup bergengsi. Buat kami, meminta ke suporter, jangan bikin tak nyaman yang lain. Rivalitas kan cuma 90 menit. Selebihnya teman. Itu yang kami bilang saat FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) datang ke sini," ujar Marshal.

"Kami tetangga di Asia Tenggara. Kami satu rumpun, kami cuma bersaing selama 90 menit. Di luar 90 menit, kolaborasi sangat solid. Jadi jangan sampai dibawa-bawa setelah 90 menit," terangnya.

Berita Terkait