Bola.com, Jakarta - Butut tindakan memalukan yang dilakukan oknum suporter Timnas Indonesia dalam laga melawan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9/2019), membuat PSSI harap-harap cemas.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, mengaku pihaknya siap dengan kemungkinan terburuk akibat kejadian tersebut.
Indonesia kini mendapatkan sorotan internasional akibat ulah oknum suporter sepak bola yang barbar. Hal itu terjadi dalam pertandingan pembuka Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Laga memang sudah berlangsung panas sejak awal. Hal itu bermula dari teror verbal yang dilancarkan oknum suporter Timnas Indonesia yang meengepung tribune pendukung Malaysia.
Puncaknya adalah ketika Malaysia mampu mencetak gol penyeimbang menjadi 2-2 pada menit ke-66. Gol tersebut menjadi sumber awal masalah.
Pada menit ke-71, wasit harus menghentikan pertandingan ketika oknum suporter Timnas Indonesia masuk untuk menyerang tribune suporter Malaysia.
Lemparan objek keras hingga bom asap mulai menghujani tribune suporter Malaysia. Tak cukup sampai di situ, kericuhan kembali pecah seusai laga di luar stadion. Suporter yang sudah menanti pendukung Malaysia di luar stadion kini bentrok dengan petugas keamanan.
"Mengenai insiden yang kemarin, bagaimana nanti tindak lanjutnya, itu sudah ada regulasi yang mengatur. Bukan siapa yang melaporkan baru ada tindak lanjutnya. Ini adalah pertandingan internasional telah diatur regulasi, di mana match commissioner yang akan menindaklanjuti kepada FIFA," kata Ratu Tisha kepada wartawan, Jumat (6/9/2019).
"Sebagai satu organisasi olahraga, prinsip kami adalah fairplay, yang artinya bisa menerima kekalahan dan menghargai kemenangan. Kalau kita salah, ya kami harus akui kesalahan itu," tegas Ratu Tisha.
Kejadian ini tentu saja sangat merugikan buat PSSI dan Timnas Indonesia. Apalagi PSSI sedang mengupayakan untuk memenangi bidding menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Sudah Melakukan Pencegahan
Ratu Tisha menyebut, sebelum menggelar laga Timnas Indonesia versus Malaysia, pihaknya sudah melakukan persiapan dan koordinasi yang matang. Bentuknya adalah dengan mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan Kepolisian dari kedua negara.
"PSSI dan FAM telah bekerja sama untuk menyukseskan pertandingan kemarin sejak dua bulan lalu. Bahkan, telah menggelar dua pertemuan penting," ucap Ratu Tisha.
"Yang pertama antara federasi dengan federasi. Kemudian yang kedua dengan petugas kepolisian antara Kepolisian Diraja Malaysia dan Kepolisian Republik Indonesia. Jadi, saya rasa persiapan kami sudah mengikuti semuanya," ucap Ratu Tisha.
Namun, pada akhirnya kericuhan tak bisa terhindar. Kejadian ini tentu mencoreng muka Indonesia dan juga PSSI karena gagal memberikan jaminan keamanan terhadap suporter Malaysia.