Audisi PB Djarum Dihentikan, PBSI: Ini Tragis

oleh Bogi Triyadi diperbarui 09 Sep 2019, 19:00 WIB
Sebanyak 24 atlet berhasil meraih Super Tiket dari Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 yang digelar di GOR KONI, Kota Bandung. (dok. PB Djarum)

Jakarta - PBSI berharap audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum tetap dilanjutkan. Sebab, lebih dari 40 persen pemain Pelantas PBSI adalah dari PB Djarum yang didapat dari proses audisi.

Sekjen PBSI Achmad Budiharto mengaku sangat terkejut dengan keputusan Djarum Foundation yang menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum mulai 2020. "Ini tragis. Jujur di awal saya datang ke Purwokerto dengan berbunga-bunga," kata Achmad kepada media di GOR Satria, Purwokerto.

Advertisement

Seperti diberitakan, PB Djarum memutuskan untuk menghentikan audisi bea siswa mereka lantaran tak ingin berpolemik dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI menuding ada pemanfaatan anak-anak untuk mempromosikan produk Djarum yang identik dengan rokok, dalam audisi tersebut.

Achmad mengira masalah audisi sudah menemukan jalan ke luar. Sebab, ia juga sempat datang ke Menko Polhukam terkait masalah ini. Bahkan, Achmad sudah menulis surat kepada Deputi 6 Menko Polhukam Carlo Tewu tentang sikap serta posisi PBSI.

"Pada intinya kita berharap audisi tetap berjalan. Karena, audisi ini adalah salah satu cara, metode, bagaimana bulu tangkis Indonesia bisa stabil, bisa terus-menerus mencari bibit pemain yang ada," ucapnya.

Achmad menambahkan PB Djarum merupakan kontributor utama dalam menyumbang atlet ke Pelatnas PBSI. Dari zamah Koh Chris (Christian Hadinata), Liem Swi King, sampai zamannya Ardy (Bernardus Wiranata) cs.

"Sampai sekarang pun, lebih dari 40 persen pemain Pelatnas PBSI adalah dari PB Djarum yang didapatkan dari proses audisi," paparnya. "Jadi saya tidak bisa membayangkan ke depannya mau seperti apa.

2 dari 2 halaman

Kebanggaan Bangsa dan Negara

Sekjen PBSI Achmad Budiharto (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Achmad mengatakan, hingga saat ini bulu tangkis selalu memberi kebanggaan buat negara dan bangsa. Bahkan, di ajang olahraga besar, baru cabang bulu tangkis yang bisa membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di arena.

"Belum ada yang bisa memberikan emas di Olimpiade sampai sejauh ini kecuali bulu tangkis," dia menegaskan.

Bahkan, Achmad mengaku pernah bertaruh dengan Alamsyah (Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) pada empat tahun lalu terkait siapa yang merebut medali emas di Olimpiade 2016.

""Kalau dia bisa menang dari PBSI, saya menyembah dia. Alhamdulillah, bukan sombong, kita yang dapat (medali emas) walau dia dapat mendali duluan," ucapnya. Waktu itu, mendapat dua medali perak lewat Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustani.

 

Sumber asli: Liputan6.com

Disadur dari: Liputan6.com (Bogi Triyadi/Edu Krisnadefa, Published 09/90/2019)