Bola.com, Jakarta - Pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Pol Espargaro, mengaku takjub dengan pesona Valentino Rossi, Marc Marquez, dan Alex Rins. Dalam wawancaranya bersama Speedweek, rider asal Spanyol ini berkomentar tentang kekuatan yang dimiliki masing-masing rivalnya di lintasan balap MotoGP itu.
"Valentino Rossi memiliki pengalaman yang luar biasa. Marc Marquez memiliki sikap optimistis yang tinggi. Sedangkan Alex Rins, dia punya ketenangan di atas rata-rata," ujar Pol Espargaro dikutip dari Speedweek, Senin (9/9/2019).
Komentar juara dunia Moto2 2013 itu bisa dimaklumi. Pada gelaran MotoGP 2019, Valentino Rossi mencatatkan namanya sebagai rider paling berpengalaman.
Selain faktor usia, sejauh ini The Doctor tercatat sudah mengoleksi sembilan gelar juara dunia. Jumlah tersebut menjadi yang paling banyak dibandingkan dengan sederet rider MotoGP lainnya.
Sementara Marc Marquez, meski baru mengumpulkan tujuh gelar juara dunia, tapi pesonanya musim ini tidak tertandingi. Dari 12 balapan yang dilalui, Marquez berhasil mencatatkan 11 podium dengan 6 kemenangan.
Rider berjuluk Baby Alien itu hanya gagal finis pada MotoGP Amerika Serikat. Situasi tersebut membuat Marquez kukuh di puncak klasemen sementara dengan raihan 250 poin.
Ia terpaut 78 poin dari Andrea Dovizioso yang bercokol di posisi dua. Kondisi itu diyakini membuat Marc Marquez optimistis dalam perebutan gelar juara dunia pada musim ini.
Pujian untuk Alex Rins
Masih melansir dari sumber yang sama, Pol Espargaro juga memuji ketenangan yang diperlihatkan pembalap andalan Suzuki Ecstar, Alex Rins.
Menurut rider berusia 28 tahun itu, Rins memiliki tingkat ketenangan di atas rata-rata. Sebagai buktinya, Rins berhasil mencundangi Marc Marquez pada MotoGP Inggris 2019 yang berlangsung di Sirkuit Silverstone, Minggu (25/8/2019).
Rins dan Marquez terlibat salip-menyalip sepanjang balapan. Namun, di lap terakhir, rider asal Spanyol itu berhasil menjadi yang terdepan. Beberapa pakar mengatakan, ketenangan Rins dalam bermanuver menjad satu di antara kunci keberhasilannya di Silverstone kala itu.
Sumber: Speedweek