Bola.com, Samarinda - Duel Borneo FC kontra Madura United melahirkan insiden menarik. Aksi protes sempat mewarnai pertandingan pekan ke-19 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Segiri, Samarinda, Rabu (18/9/2019), tersebut.
Madura United sempat unggul lewat kreasi Alberto Goncalves pada menit ketujuh. Namun, Borneo FC membalas berkat gol M. Sihran pada menit ke-76. Tetapi, bukan gol itu yang menjadi perbincangan.
Borneo FC lantas mendapat dua penalti kontroversi. Penalti pertama diberikan oleh wasit Nusur Fadilah, yang menganggap Guntur Ariyadi menjatuhkan Sihran kotak penalti. Namun, Matias Conti yang maju sebagai eksekutor di menit ke-84, gagal menunaikan tugasnya.
Borneo FC kembali mendapat penalti menjelang bubaran. Kali ini, giliran Asep Berlian yang dinilai telah menjatuhkan Sihran di kotak terlarang.
"Keputusan wasit terlalu berani. Itu penguasaan bola fifty-fifty dan saya sebenarnya sudah menutup bola. Tiba-tiba wasit meniup peluit dan menunjuk titik putih. Seharusnya itu bukan penalti. Keputusan wasit memang membingungkan," kata Asep kepada Bola.com.
Setelah wasit menunjuk titik putih untuk kali kedua, pemain dan ofisial Madura United melakukan protes keras kepada Nusur Fadilah. Mereka tidak terima dengan keputusan itu. Lalu, muncul Asep Berlian yang membawa ponsel ke arah wasit Nusur Fadilah.
Ditantang Beri Bukti
Situasi itu kemudian ramai di perbincangkan di jagat dunia maya. Dalam tayangan di televisi, Asep menunjukkan gesture memaksa wasit Nusur Fadilah menonton tayangan ulang insiden pelanggaran yang dimaksud, lewat ponsel yang ia bawa itu.
Nusur Fadilah bergeming. Dia tetap pada keputusannya memberi penalti. Kepada Bola.com, Asep menjelaskan bahwa dia ditantang oleh Nusur Fadilah untuk menunjukkan tayangan ulang saat Madura United melakukan protes.
"Dia menantang saya dan bilang tunjukkan videonya sebagai bukti. Saya langsung berusaha menunjukkan videonya karena kebetulan ada HP (ponsel) di dekat situ," ungkap Asep.
"Itu ponsel ofisial kami. Dia tidak merekam pertandingan. Tapi, ada akun instagram yang memuat video tayangan ulang. Sewaktu saya tunjukkan, wasit menolak," imbuh pemain asli Bogor tersebut.
Kericuhan protes itu sampai melebihi injury time yang telah ditentukan oleh wasit. Pada akhirnya kubu Madura United tak bisa berbuat banyak.
Lerby Eliandry kemudian maju sebagai eksekutor penalti pada menit ke-90+14. Striker bernomor punggung 12 itu mampu mencetak gol yang mengunci kemenangan untuk Borneo FC.
VAR di Liga 1
Peristiwa yang dilakukan Asep Berlian itu kemudian mendapat julukan VAR HP atau VAR ponsel. Itu merujuk kepada VAR atau video assistant referee yang telah diterapkan di berbagai kompetisi dunia untuk membantu wasit saat ragu dalam mengambil keputusan.
VAR pertama kali muncul dalam Piala Dunia 2018 di Rusia. Teknologi itu kemudian juga digunakan di berbagai ajang. Di antaranya adalah Liga Primer Inggris, Bundesliga Jerman, Serie A Italia, La Liga Spanyol, dan Liga Champions Eropa.
Indonesia sempat akan menggunakan VAR setelah PSSI mengumumkan Liga 1 2019 perlu menerapkan teknologi itu. Namun, keputusan itu kemudian dibatalkan.
"Mungkin kalau wasit Nusur Fadilah melihat video saya, bisa terkena imbasnya karena dalam regulasi tidak ada. Tapi, ini menunjukkan bahwa VAR itu memang penting dan harus diterapkan di Liga 1," ungkap Asep.