Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya membuat keputusan tepat dengan merekrut tiga pemain asal Brasil. Ketiga pemain tersebut adalah stoper Otavio Dutra, striker David da Silva, dan gelandang Diogo Campos.
Mereka masing-masing menyumbang satu gol saat Persebaya menang 4-0 di markas PSIS Semarang, Stadion Gelora Moch Soebroto, Magelang, Jumat (20/9/2019). Trio Samba itu membuat Persebaya tampil sangat garang di kandang lawan.
Diogo Campos menjadi rekrutan terakhir yang dikenalkan sehari setelah ditutupnya bursa transfer, tepatnya Selasa (17/9/2019). Meski hanya dua kali latihan, rupanya eks Kalteng Putra itu langsung klop dengan permainan Bajul Ijo.
Padahal, Diogo Campos memiliki kendala bahasa. Dia hanya bisa berbahasa Portugis, tanpa menguasai bahasa Indonesia atau Inggris. Adaptasi cepat itu tidak lepas dari kehadiran Dutra dan David yang merupakan rekan senegaranya.
“Jujur saja, saya sebenarnya tidak terlalu mengenal Diogo sebelumnya. Kami baru banyak bicara setelah dia bergabung Persebaya. Yang pasti, saya dan Dutra akan membantu Diogo supaya dia mudah beradaptasi,” kata David kepada Bola.com.
Dutra dan David mendapat “tugas tambahan” sebagai penerjemah buat Diogo jika berkomunikasi dengan pemain atau jajaran pelatih Persebaya Surabaya. Mereka juga membantu gelandang berusia 28 tahun itu jika melakukan wawancara dengan awak media.
Kultur Persebaya
Selain itu, Diogo juga perlu memahami lebih lanjut mengenai gaya permainan dan kultur yang dimiliki Persebaya Surabaya. Kebetulan, Dutra dan David telah membela Persebaya sejak musim lalu dan sangat paham dengan seluk beluk klub asal Kota Pahlawan itu.
“Menurut saya, bahasa Portugis sekarang jadi penting di Indonesia atau Surabaya. Anda (wartawan) akan menghadapi kami para pemain Brasil. Jadi, sekarang, saran saya adalah Anda harus belajar bahasa Portugis,” canda David sambil tertawa.
David sebenarnya tidak lancar berbahasa Indonesia. Striker berusia 29 tahun hanya menguasai sedikit kosakata sederhana. Selama ini dia berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan rekan-rekannya.
Kekurangan itu kemudian dilengkapi oleh Dutra yang sudah berkarier di Indonesia sejak 2010. Dia sangat lancar berbahasa Indonesia. Malah, pemain yang kini sedang menjalani proses naturalisasi itu juga bisa sedikit berbahasa Jawa.
“Tenang saja. Nanti saya akan minta Diogo belajar bahasa Indonesia, kalau perlu bahasa Jawa sekalian. Bagi orang Surabaya, yang pertama harus dipelajari adalah misuh (umpatan). Nanti, dia harus tahu jan**k, umpata khas Surabaya,” tutur Dutra sambil tertawa bersama David.