Singapura - Siapa tak kenal Akbar Rais, drifter nasional yang kini merambah ke dunia content creator. Pria berusia 32 tahun itu sudah menjadi drifter sejak 2006.
Akbar Rais, saat ini juga sedang menjajal kancah baru seperti ikut di kancah Kejurnas Speed Off-road dan juga E-Sport, olahraga baru dengan konsol game. Dia juga pernah mendapat kontrak untuk menjadi stuntman di acara reality show Indonesia.
Namun siapa sangka, saat zaman kuliah pada tahun 2007 hingga 2009, dia pernah menjaga penjaga warnet (warung internet). Sebenarnya, dia tidak perlu bekerja seperti itu karena terlahir dari keluarga kaya.
"Dulu waktu masih kuliah di Binus, saya jadi penjaga warnet. Gajinya cuman Rp 800.000 per bulan," katanya kepada Liputan6.com jelang Formula 1 GP Singapura, Minggu (22/9/2019).
"Owner-nya saja bingung saya jadi penjaga warnet. Mungkin saya penjaga warnet terkaya karena setiap kerja bawa mobil, BMW lagi," ujarnya sambil tertawa.
Akbar Rais mengatakan, dirinya bekerja untuk membuktikan kepada sang ayah, Rudy Rais. Akbar yang merupakan anak pertama tak mau hidup mengandalkan uang dari orang tuanya.
Namun, pekerjaannya sebagai penjaga warnet hanya berlangsung selama setahun. Akbar Rais terpaksa meninggalkan pekerjaan itu karena ketahuan sang ayah.
Dapat Hukuman
"Ayah saya tidak suka karena dia merasa malu. Sebab, nenek saya itu dulunya orang terkaya di Sumatera Barat. Saya juga bingung, padahal saya tidak mencuri," ucap pria yang memiliki satu anak itu.
Alhasil, Akbar Rais mendapat hukuman dari ayahnya. Dia tidak boleh keluar rumah selama seminggu. Akbar sempat berniat meninggalkan rumah, tapi dia mengurungkan niatnya.
"Sudah buka pintu rumah, kemudian dia lempar buku tebal banget. Dia bilang: 'kamu berani melawan orang tua.' Ya, saya tidak jadi kabur deh," ucapnya.
Terpukul
Itulah kenangan Akbar Rais kepada ayahnya yang meninggal dunia pada 2013. Kematian ayahnya, enam tahun lalu membuatnya terpukul hingga meninggalkan dunia drifting selama 2 tahun.
"Saya berpikir waktu itu sudah saatnya berhenti bersenang-senang karena saya anak yang tertua harus menghidupi dua rumah, salah satunya di Kemang, Jakarta, yang biaya listriknya bisa Rp 4 juta sebulan. Sedangkan penghasilan saya cuman Rp 3,5 juta, ingin nangis rasanya," ucapnya.
"Saat meninggalkan drifting, saya kerja di salah satu perusahaan rokok, bikin event balap. Namun tahun 2015 saya putuskan kembali ke drifting karena passion saya di sini," kata Akbar Rais mengakhiri.
Sumber: Laporan jurnalis Liputan6.com, Cakrayuri Nuralam dari Singapura, editor Thomas, published 22//9/2019