Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya selama 45 hari terakhir tak memiliki pelatih kepala. Terakhir mereka dipimpin oleh pelatih kepala terjadi pada 10 Agustus lalu, saat masih mempunyai Djadjang Nurdjaman.
Pada tanggal itu, Djanur, sapaan akrab Djadjang, membawa Persebaya bermain imbang 1-1 kontra Madura United dalam lanjutan Shopee Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Namun, duel itu pula yang membuatnya dipecat karena rentetan hasil buruk.
Situasi ini menjadi rekor baru untuk sebuah klub kontestan Liga 1. Sebelumnya, tak ada klub yang menjalani pertandingan dan akitivits rutin tanpa pelatih kepala dalam waktu selama itu.
Sesuai regulasi, PT LIB juga hanya membolehkan klub tanpa pelatih kepala hanya berlangsung 30 hari. Lebih dari itu, klub tersebut akan dikenai sanksi berupa denda sebesar Rp100 juta.
Persebaya sebenarnya sempat mengumumkan sosok pengganti Djanur. Mereka menunjuk Alfred Riedl sebagai pelatih kepala lewat unggahan kiriman video di akun instagram resmi klub pada 23 Agustus 2019.
Pengumuman itu langsung membuat jagat dunia maya dan publik pecinta sepak bola Indonesia heboh. Pasalnya, Alfred Riedl selama ini dikenal sebagai pelatih yang membawa Timnas Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2010 dan 2016.
Harapan tinggi diungkap oleh Bonek, suporter Persebaya Surabaya, kepada Alfredi Rield untuk mengangkat prestasi Persebaya. Saat itu, tim berjulukan Bajul Ijo itu sedang terpuruk setelah kalah 0-4 dari sang rival, Arema FC, pada pekan ke-14 (15/8/2019).
Tangan dingin Riedl diprediksi mampu membuat Persebaya naik kembali ke papan atas, meski dia belum pernah menangani klub Indonesia di kompetisi resmi.
Namun, pelatih asal Austria itu masih belum menampakkan batang hidungnya di Indonesia. Ada apa gerangan?
Sedang Sakit
Wolfgang Pikal, asisten pelatih Persebaya yang statusnya belum disahkan PT LIB, pernah menyebut Riedl akan tiba pada 20 September. Setelah melewati tanggal itu, jangankan kehadiran Riedl, Pikal saja belum resmi menjadi asisten pelatih.
Kabarnya, pelatih berusia 69 itu masih harus menjalani penyembuhan di negara asalnya. Kondisi ini membuat Persebaya diduga belum mengikat kontrak Alfred Riedl. Tak ada informasi pasti kapan Alfred Riedl akan mulai melatih Ruben Sanadi dkk. secara langsung.
“Nanti itu tugas manajemen bagaimana Coach Wolf dan Coach Riedl bisa datang dan disahkan,” kata Bejo Sugiantoro, asisten pelatih Persebaya, saat ditanya soal kedatangan Alfred Riedl, Senin (23/9/2019).
Tak ada kejelasan permasalahan apa yang sedang dihadapi manajemen Persebaya sehingga mengalami hal seperti ini. Manajer Persebaya, Candra Wahyudi, juga masih puasa bicara kepada awak media, kecuali di situs resmi resmi klub.
Sekretaris tim Persebaya, Ram Surahman, sempat menjelaskan situasi yang dihadapi oleh timnya soal pengesahan Pikal yang belum rampung. Dia menyebut ada dokumen yang belum lengkap, meski tidak menjelaskan dokumen apa.
Sayang, Ram juga enggan menjawab soal kedatangan Alfred Riedl. “Satu-satu saja. Sudah Pikal, malah Riedl. Pikal dulu kami selesaikan nanti baru Riedl,” ucap Ram, Senin (23/9/2019).
Bejo Lagi, Bejo Lagi
Pikal tetap berusaha menjalankan tugasnya sebagai asisten pelatih meski belum sah mendapat jabatan itu. Dia berkolaborasi dengan Bejo Sugiantoro memimpin para pemainnya selama latihan.
Bedanya, Pikal tentu tidak bisa duduk di bangku cadangan untuk menemani para pemain Persebaya selama pertandingan. Untuk urusan ini, Bejo yang harus maju dan membuat strategi Bajul Ijo tetap berjalan sesuai rencana.
Sebelumnya, hal itu sudah terjadi dalam dua laga tandang beruntun di markas Kalteng Putra dan PSIS Semarang. Mereka tidak kalah dalam dua laga itu, masing-masing imbang 1-1 (13/9/2019) dan menang 4-0 (20/9/2019).
Situasi ini membuat Persebaya kembali hanya ditemani Bejo sebagai asisten pelatih Persebaya tanpa pelatih kepala saat menjamu Bali United dalam pekan ke-20 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa malam (24/9/2019).
Tentu ini bukan hal yang baru karena Bejo juga menjadi pelatih interim dalam empat laga setelah dipecatnya Djanur.
Tapi, sampai kapan Persebaya tak memiliki pelatih kepala dan mengandalkan asisten pelatih? Meski hasilnya cukup menjanjikan, tetap tidak ada yang berkenan menjawab pertanyaan itu.