Bola.com, Surabaya - Kiper muda Madura United, Satria Tama, secara resmi mendapat gelar sarjana sosial setelah menjalani wisuda, Sabtu (28/9/2019). Dia lulus dari pendidikan S1 jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Surabaya.
Penjaga gawang milik Madura United itu lulus tepat waktu selama empat tahun alias delapan semester untuk menyelesaikan kuliahnya. Padahal, bukan hal yang mudah buat Satria Tama untuk membagi waktu.
Satria Tama tetap harus menjalani agendanya bersama Madura United yang berkompetisi di Shopee Liga 1 2019. Pemain berusia 22 tahun itu juga beberapa kali harus mengikuti agenda Timnas Indonesia U-22 di ajang internasional.
Satria pun membeberkan kunci membagi waktu antara pekerjaan dan pendidikan bagi atlet seperti dirinya. Menurutnya, semua itu dimulai dari mental dan cara berpikir untuk tetap memprioritaskan pendidikan dan karier.
“Saya menganggap semua hal itu penting. Pendidikan, kegiatan dan karier saya menjadi atlet adalah prioritas nomor satu. Tidak ada yang kedua, semua prioritas nomor satu. Jadi kalau semua dianggap nomor satu, maka semua bisa diraih berbarengan,” ucap Satria.
Situasi yang berbeda biasanya dialami oleh para atlet lainnya. Tak jarang mereka melupakan pendidikannya karena fokus dalam berkarier, tapi Satria Tama tak ingin hal tersebut terjadi kepadanya.
Peran Orang Tua dan Tekad Kuat untuk Menyelesaikan Pendidikan
Peran orang tua, lanjut Satria Tama, juga tidak lepas dari semangat untuk menyelesaikan pendidikan strata satu tersebut.
“Ibu dan ayah saya selalu mengajarkan bahwa pendidikan harus tetap berjalan apapun kegiatannya karena pendidikan adalah bekal masa depan,” imbuhnya.
Tekad itulah yang membuat Satria berusaha mengerjakan tugas kuliahnya di tengah aktivitas padat sebagai penggawa Madura United. Bahkan, dia juga selalu menyempatkan waktu mengerjakan tugas kuliah saat membela Timnas Indonesia U-22.
Satria membuktikan itu dengan mengerjakan skripsi di tengah agenda pada tahun ini. Jangan lupa, kiper kelahiran Sidoarjo itu merupakan bagian penting Timnas Indonesia U-22 saat menjuarai Piala AFF U-22 2019 pada Februari silam.
“Saya selalu mengerjakan tugas kuliah di waktu senggang, meskipun tidak sedang di Surabaya. Jadi kalau ada pertandingan di luar kota atau di luar negeri, saya menyempatkan diri untuk memeriksa materi dan menyelesaikan tugas yang dikirimkan melalui surel oleh dosen,” terangnya.
Satu kendala lain yang kerap dialaminya adalah upaya dari lingkungan sekitar. Seperti saat berhasil menyelesaikan skripsi, dia mendapat ucapan selamat dari rekan-rekannya di Madura United. Tapi, beberapa di antara mereka justru menggodanya.
“Ada yang bilang, ‘wah lulus kuliah berarti sebentar lagi akan jadi calon anggota legislatif (anggota DPR)’. Saya menanggapi itu candaan dari mereka. Yang penting tetap harus niat untuk menyelesaikan pendidikan,” tuturnya.
Baca Juga
5 Penjualan Terbaik yang Pernah Dilakukan Arsenal, Nicolas Anelka Paling Bikin Untung Nih
11 Pemain yang Kawinkan Gelar Piala Dunia dan Liga Champions pada Tahun yang Sama: Elite Banget!
Komparasi 3 Skuad Timnas Indonesia Asuhan Shin Tae-yong yang Gagal di Piala AFF: Materi dan Persiapan Edisi 2024 Jadi Biang Kerok