Jakarta - Antonio Conte tengah menikmati musim bunganya bersama Inter Milan. Matanya yang berwarna biru pun kian bersinar.
Semua itu tak lepas dari kiprah gemilang Inter Milan, klub yang sejak Mei lalu diasuhnya. Di enam laga awal Serie A 2019/20, I Nerrazzurri sukses menyapunya dengan kemenangan.
Dimulai saat mereka menghajar US Lecce 4-0 di giornata pertama, akhir Agustus lalu. Kemudian, berturut-turut Inter Milan sukses menghajar Cagliari (2-1), Udinese (1-0), AC Milan (2-0), Lazio (1-0), dan terakhir Sampdoria (3-1), akhir pekan lalu.
Inter Milan pun kokoh di puncak klasemen Serie A dengan 18 poin. Mereka unggul dua poin dari sang juara bertahan Juventus, yang berada di posisi kedua.
"Semua penampilan yang kami tunjukkan musim ini telah memperlihatkan derajat kualitas dan organisasi tim ini," ujar Conte, semringah seperti dikutip Football Italia. "Tapi, kami juga menunjukkan mental yang berbeda."
Dengan performa rancak seperti ini, tak pelak Inter Milan pun dijagokan untuk mentantang Juventus dalam perebutan gelar scudetto. Maklum, sejak delapan musim terakhir, tak satu pun mampu membendung Juventus jadi yang terbaik.
"Akan jadi pertarungan yang sengit antara Juventus dan Inter Milan dalam memperebutkan scudetto," ujar kiper veteran Juventus, Gianluigi Buffon. "Kami menginginkan scudetto, begitu juga Inter Milan."
Tantangan Hebat
Conte, yang pernah mengantar Chelsea juara Liga Inggris 2016/17, bukan tak aware soal ini. Mantan kapten Juventus itu menyebut, adalah sebuah tantangan bagi pasukannya bersaing dengan Juventus di race scudetto.
"Juventus telah delapan kali berturut-turut memenangkan scudetto. Mereka tim yang luar biasa. Kami senang bisa head to head dengan mereka, apalagi saat ini kami unggul dua poin," Conte menuturkan.
Kini, kata Conte yang terpenting adalah konsistensi penampilan. Sebab, Inter Milan pernah juga menikmati musim bunga yang akhirnya tak berbuah manis.
Di musim 2017/18, di bawah asuhan Luciano Spalletti, Inter Milan sempat tak terkalahkan di 10 pertandingan. Namun, mereka gagal mempertahankan konsistensi sehingga hanya mampu menutup musim di posisi keempat.
Berharap kepada Pemain Baru
Soal konsistensi penampilan, tentu saja Conte harus berharap kepada para pemain baru Inter Milan. Sebab, kiprah gemilang I Nerrazurri sejauh ini juga tak lepas dari performa gemilang bintang-bintang baru.
Dua penyerang asal Mancester United (MU), Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez masing-masing menyumbang tiga dan sebiji gol. Sementara di sektor tengah ada Stefano Sensisi, mantan pemain Sassuolo yang begitu mampu menggerakkan serangan I Nerazzurri.
Di belakang kehadiran Diego Godin yang diboyong dari Atletico Madrid juga begitu memberi ketenangan bagi Samir Handanovic di bawah mistar Inter Milan. Terbukti, sejauh ini, gawangnya baru kebobolan dua gol.
Liga Champions dan Copa Italia
Masalahnya, ke depan, Inter Milan harus berbagi fokus secara serius. Sebab, mereka tidak hanya akan tampil di Serie A, melainkan juga di Liga Champions dan Copa Italia.
Dua ajang ini tentu terlalu sayang mereka lewatkan begitu saja. Terutama Liga Champions, ajang kelas Eropa yang terakhir mereka juarai pada 2009/10.
Problemnya, lawan-lawan Inter Milan bukan tim sembarangan. Mereka berada satu grup dengan raksasa Spanyol, Barcelona,, dan dua tim kuda hitam: Slavia Praha dan Borussia Dortmund.
Untuk menghadapi tim-tim ini, Conte tentu butuh perjuangan ekstrakeras dalam mempersiapkan pasukannya. Mampukah Conte?
Sumber asli: Football Italia
Disadur dari: Liputan6.com (Edu Krisnadefa, Published 30/09/2019)