3 Alasan Inter Milan Sulit Imbangi Dominasi Juventus di Serie A

oleh Ario Yosia diperbarui 10 Okt 2019, 10:00 WIB
Bek Juventus Matthijs de Ligt dan pemain Inter Milan Lautaro Martinez terjatuh saat berebut bola dalam lanjutan kompetisi Serie A 2019-2020 di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu (6/10/2019). Juventus memenangi duel bertajuk Derby d'Italia dengan keunggulan 2-1 atas Inter. (Marco Bertorello / AFP)

Bola.com, Jakarta - Musim ini, Inter Milan mengawali era baru bersama Antonio Conte. Kehadiran Conte di Giuseppe Meazza diharapkan membawa sejumlah trofi bagi I Nerazzurri.

Inter Milan mengawali musim ini dengan hasil impresif. Dari tujuh laga yang telah dilakoni, La Beneamata meraih enam kali kemenangan dan sekali menelan kekalahan.

Advertisement

Satu-satunya kekalahan yang dialami Inter Milan musim ini terjadi saat berhadapan dengan Juventus. Pada akhir pekan lalu, Inter Milan harus mengakui ketangguhan skuat Si Nyonya Tua dengan skor 1-2.

Selama delapan musim ini, Juventus telah menguasai Serie A. Tidak ada satu pun tim yang mampu menandingi dominasi Juventus hampir sedekade ini.

Musim ini, Inter Milan mulai dapat menandingi Juventus dalam perebutan gelar Serie A. Sejumlah pembelian pemain yang dilakukan dinilai dapat memperkuat skuat Inter Milan musim ini.

Namun, ada beberapa faktor yang membuat Inter Milan masih berada di bawah Juventus musim ini. Berikut tiga alasan Inter Milan sulit tandingi Juventus musim ini:

2 dari 4 halaman

Kedalaman skuat

Penyerang Juventus Paulo Dybala berebut bola dengan bek Inter Milan, Stefan de Vrij dalam lanjutan kompetisi Serie A 2019-2020 di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu (6/10/2019). Juventus memenangi duel bertajuk Derby d'Italia dengan keunggulan 2-1 atas Inter. (Marco Bertorello / AFP)

Skuat Inter Milan dinilai masih belum sekuat Juventus dalam bersaing memperebutkan gelar Serie A musim ini. Walau sudah mendatangkan Diego Godin, Romelu Lukaku, dan Alexis Sanchez, kedalaman skuat yang dimiliki Inter Milan tidak dapat menandingi Juventus.

Inter Milan tidak memiliki keseimbangan antara skuat utama dan pelapis. Sementara itu, Juventus memiliki skuat yang gemuk. Di posisi penjaga gawang, Wojciech Szczesny, Mattia Perin, dan Gianlugi Buffon memiliki kualitas yang hampir serupa. Sedangkan di lini tengah hingga pos penyerangan yang dimiliki Juventus sudah sangat gemuk dan berkualitas untuk bersaing di Serie A.

3 dari 4 halaman

Mentalitas Juara Juventus

Striker Juventus, Gonzalo Higuain, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Inter Milan pada laga Serie A di Stadion San Siro, Milan, Minggu (6/10). Inter kalah 1-2 dari Juventus. (AFP/Alberto Pizzoli)

Terakhir kali Inter Milan terakhir kali meraih gelar juara pada musim 2010-11. Pada musim tersebut, I Nerazzurri meraih gelar Copa Italia ketujuhnya sepanjang sejarah, sekaligus gelar terakhir hingga saat ini.

Skuat Inter Milan dinilai masih belum memiliki mentalitas juara. Hal ini ditunjukan pada beberapa musim terakhir. Inter Milan yang sempat memuncaki klasemen hingga paruh musim, akhirnya dapat disalip oleh Juventus pada akhir musim.

 

4 dari 4 halaman

Faktor Pembeda: Cristiano Ronaldo

Striker Juventus, Cristiano Ronaldo, merayakan gol yang dicetak Paulo Dybala ke gawang Inter Milan pada laga Serie A di Stadion San Siro, Milan, Minggu (6/10). Inter kalah 1-2 dari Juventus. (AFP/Marco Bertorello)

Siapa yang tidak kenal dengan mega bintang, Cristiano Ronaldo? Kapten Portugal tersebut sudah meraih banyak gelar ketika bermain bersama klub dan timnas. Musim lalu, eks bomber Real Madrid tersebut mempersembahkan gelar Serie A dan Piala Super Italia bagi klub barunya, Juventus. Kehadiran Ronaldo makin membuat Juventus semakin digdaya di Italia.

Sementara itu, Inter Milan masih belum memiliki bintang sekaliber Cristiano Ronaldo dalam skuatnya. Pemain-pemain seperti Romelu Lukaku, Alexis Sanchez, bahkan Lautaro Martinez masih belum dapat menandingi kebintangan Ronaldo. (Tegar Juel)