Bola.com, Yogyakarta - Hampir saja para pemain Persatu Tuban melakukan aksi mogok bertanding saat menghadapi tuan rumah PSIM Yogyakarta dalam lanjutan Liga 2 2019 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Minggu (13/10/2019).
Tepatnya pada menit ke-53, saat striker PSIM Yogyakarta, Dwi Raffi Angga, terjatuh di kotak terlarang akibat berduel dengan kiper Persatu Tuban, Rully Desrian. Wasit Mansyur asal Jakarta menunjuk titik putih sebagai hukuman tendangan penalti.
Hal itu sontak membuat seluruh pemain Persatu memprotes keputusan wasit. Para pemain mengerubuti sang pengadil lapangan kemudian berjalan menuju bench pemain sebagai bentuk protes. Aksi mogok para pemain Persatu terjadi sekitar lima menit. Sementara pemain PSIM menunggu di dalam lapangan.
Sesaat kemudian, dengan dipimpin kapten tim Mamadou Diallo, para penggawa Persatu mau melanjutkan pertandingan dan kembali masuk ke dalam lapangan. Keputusan wasit menunjuk penalti tetap tidak berubah.
Striker PSIM, Dwi Raffi Angga, yang menjadi eksekutor tak menyia-nyiakan kesempatan. PSIM mengunci kemenangan 2-0 atas Persatu Tuban. Gol sebelumnya dicetak oleh Yoga Pratama menit ke-28 babak pertama.
Alasan Hampir Walk out
Manajer tim Persatu Tuban, Fahmi Fikroni, menjelaskan alasan timnya nyaris walk out di tengah permainan. Kinerja wasit diakuinya sebagai penyebabnya.
"Maaf ya, kami akui kalah dari PSIM. Namun, wasit seperti itu yang membuat kami kecewa. Kami insan sepak bola yang menjunjung tinggi fair play," terangnya kepada Bola.com, usai laga kontra PSIM.
Pihaknya bersikukuh jika tidak terjadi pelanggaran antara penjaga gawangnya dengan pemain PSIM yang mengakibatkan penalti. Fahmi berharap kualitas korp baju hitam segera dibenahi.
"Saya akui gol pertama PSIM memang murni dan bagus. Tapi, untuk gol kedua itu yang kami pertanyakan. Kami selalu dirugikan setiap kali bermain di tandang," ungkapnya.
"Tidak ada pelanggaran dari pemain kami yang kemudian berbuah penalti untuk PSIM. Sampai kapan sepak bola Indonesia seperti ini terus?" jelas Fahmi Fikroni.
Jurang Degradasi Menganga
Kekalahan Persatu Tuban dari PSIM, membuat tim asal Jawa Timur ini hanya punya peluang kecil untuk bertahan di Liga 2 musim depan. Persatu masih berada di zona degradasi dengan nilai 20, dan tinggal menyisakan dua laga terakhir, yaitu melawan tuan rumah Persewar Waropen dan Madura FC.
Persatu wajib menyapu dua partai tersisa dengan kemenangan jika tidak ingin kembali turun ke Liga 3.
"Dua pertandingan sisa harus bisa memaksimalkan poin. Akan kami sediakan bonus lima kali lipat jika berhasil lolos dari degradasi dengan berhasil di dua laga ke depan," tutur Fahmi.
Baca Juga
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
10 Wonderkid Pilihan Lionel Messi dan Nasibnya Sekarang: Ada Timo Werner dan Pinjaman Abadi
Cerita Para Raksasa yang Tenggelam di Pegadaian Liga 2 2024/2025: Berjuang Lolos dari Ancaman Degradasi