Bola.com, Jakarta - Rahim Soekasah dan Nirwan Bakrie berseberangan pada Kongres Pemilihan PSSI pada 2 November 2019. Chairman kontestan Liga Australia tersebut mengaku tidak mendapatkan dukungan dari sahabat sekaligus kolega bisnisnya itu.
"Dalam hal ini terkait pencalonan saya pada Kongres Pemilihan PSSI, saya tidak mendapat dukungan dari Nirwan Bakrie. Dia punya pilihan lain," ujar Rahim dalam prosesi wawancara khusus dengan Bola.com.
"Semua orang kaget saat saya mencalonkan, termasuk saya pun," kata Rahim.
Pria berusia 67 tahun ini menyatakan hubungannya dengan Nirwan, yang notabene mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) era Nurdin Halid, lebih dari sekadar partner pekerjaan.
"Kalau orang bilang saya dekat dengan keluarga Bakrie, saya puluhan tahun kenal dengan Nirwan. Saya bekerja dengannya selama 34 tahun," imbuh Rahim.
Buah hasil tangan dingin Rahim dengan Nirwan ialah Timnas PSSI Primavera pada 1993 silam yang melahirkan legenda-legenda macam Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti. Ada pula klub legendaris, Pelita Jaya, yang telah dijual dan kini berubah bentuk menjadi Madura United.
Rahim mengatakan ia berani mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Ketua Umum (Caketum) PSSI karena dorongan berbagai pihak, termasuk sejumlah wartawan. Untuk itu, ia mendaftar dengan membawa lembar dukungan dari Persitangsel Tangerang Selatan ke Komite Pemilihan (KP) PSSI.
Bukan Generasi Gagal
Rahim menyanggah anggapan bahwa Keluarga Bakrie, yang sempat menguasai PSSI era Nurdin Halid, sebagai biang kerok karut-marutnya sepak bola nasional. Sejauh yang ia kenal, terutama dengan Nirwan, klan konglomerat di Indonesia tersebut tidak pernah punya keinginan untuk merusak.
"Selama saya bekerja 34 tahun itu, saya kerja sama dia, tak pernah sekalipun dia menyuruh saya melakukan hal yang tak baik. Malah dia menyuruh saya melakukan hal-hal yang sangat baik. Memang ada klub sepak bola Pelita Jaya yang buat fasilitas sendiri, stadion sediri, cuma kami. Idenya kan dari dia," tutur Rahim.
"Timnas PSSI Primavera danSociedad Annnima Deportiva (SAD) Indonesia di Uruguay, saya yang laksanakan. Dia meminta saya melakukan hal yang positif. Itu sama saya ya. Tak tahu dengan orang lain bagaimana," imbuh mantan Manajer Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2006 ini.