Bola.com, Jakarta - Komite Pemilihan (KP) PSSI meminta Calon Ketua Umum (Caketum) PSSI tidak berbicara di depan publik terkait pemaparan program kerja sebelum masa kampanye dimulai.
KP PSSI menetapkan masa kampanye kepada setiap caketum pada 24-30 Oktober 2019. Adapun, KP PSSI akan mengumumkan hasil banding beberapa calon untuk pos Ketua Umum, Wakil Ketua Umum (Waketum), dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Kamis (17/10/2019).
Anggota KP PSSI, Budiman Dalimunthe mengingatkan setiap caketum, cawaketum, dan calon Exco PSSI, wajib hukumnya mengikuti tahapan yang telah dibuat. Budiman juga berharap para calon dapat mengikuti dan mematuhi aturan terkait masa kampanye.
"Kami mohon semua pihak menghormati ketetapan KP PSSI. Kami sudah menetapkan masa kampanye karena itu para calon mohon tidak tampil di depan publik untuk membicarakan program, visi, misi, atau terkait PSSI sebelum masa kampanye," kata Budiman dinukil dari laman PSSI.
Menurut Budiman, KP PSSI telah merancang program debat caketum pada masa kampanye. "Dalam acara inilah kesempatan para calon ketua umum bisa menyampakan visi dan misinya serta program yang dia siapkan untuk memimpin PSSI kepada publik," kata Budiman.
Setelah pengumuman banding, KP PSSI akan mengumumkan calon tetap paling lama pada 23 Oktober 2019. Sementara itu, Kongres Pemilihan PSSI bakal berlangsung pada 2 November mendatang.
PSSI Surati TVRI Batalkan Debat Caketum
Sebelumnya, PSSI dua kali menyurati TVRI untuk membatalkan program "Calon Ketua Umum PSSI Bicara Bola" persembahan Yayasan Vamos Indonesia Perkasa yang mengudara di TVRI pada Rabu (16/10/2019) malam WIB.
Program tersebut terpaksa diubah menjadi acara "Indonesia Bicara" yang menampilkan narasumber dari pemerhati sepak bola. Konon, caketum yang memaksakan diri menjadi pembicara diancam dapat didiskualifikasi pada Kongres Pemilihan PSSI.
"Akhirnya kami ubah format acaranya. Cuma kalau ada Caketum PSSI jika mereka tetap memaksa menjadi pembicara di situ, mereka akan didiskualifikasi," kata Direktur Program dan Berita TVRI, Apni Jaya Putra.
"Saya dua kali diancam oleh PSSI melalui surat keberatan dan peringatan mereka. Tidak mungkin saya batalkan acaranya," tutur Apni.